Sunday, August 13, 2017

MAKALAH ETIKA PERGAULAN DALAM ISLAM


ETIKA PERGAULAN DALAM ISLAM









Diajukan kepada Madrasah Aliyah Negeri Tomini untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
guna memperoleh Ijazah tahun
pelajaran 2012-2013




Oleh:
SETIAWAN
NIS : 132




JURUSAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TOMINI
2012-2013

HALAMAN PENGESAHAN

            Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Sekolah (US)/Ujian Nasional (UN), guna mendapatkan Ijazah di MAN Tomini Tahun Pelajaran 2012/2013.



Disetujui pada :          
Hari                 :          
Tanggal           :




Pembimbing




SLAMET SUPRIHATIN, S.Pd.I
NIP. 19810309 200604 1 019
Mengetahui
Kepala MAN Tomini




Drs. JUFRI MASALIHU
NIP. 19680709 199603 1 002











                                                                       

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan  petunjuk sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang tetap istiqamah menjalankan ajarannya.
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai tugas pokok dan persyaratan untuk mengikuti ujian akhir yaitu UN/US di Madrasah Aliyah Negri Tomini tahun pelajaran 2012/2013. Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Kedua orang tua yang telah membesarkan, memimbing dan memberikan pengorbanan yang cukup besar baik moral maupun materil untuk menimba ilmu pengetahuan di Madrasah Aliyah Negeri Tomini.
2.      Bapak Drs. Jufri Masalihu, selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tomini yang telah memberikan dan menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang dalam pembuatan karya ilmiah ini.
3.      Ibu Slamet Suprihatin, S.Pd. I  selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan arahan serta masukan dalam pembuatan karya ilmiah ini.
4.      Bapak dan  Ibu guru MAN Tomini yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran mencurahkan tenaga dan mentransfer berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
5.      Semua pihak yang memberi motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang telah kita lakukan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah SWT. Amin ... !


Sumber Agung,                 2013

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................          i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................          ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................         iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................         iv

BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ..............................................................          1
1.2  Rumusan dan Batasan Masalah ...................................................          1
1.3  Hipotesi .......................................................................................          2
1.4  Pengertian Judul ..........................................................................          2

BAB II    PERGAULAN-PERGAULAN DI DALAM ISLAM
2.1  Pergaulan Sesama  Muslim ..........................................................          4
2.2  Pergaulan dengan Non Muslim ...................................................          5

BAB III   PENUTUP
3.1  Kesimpulan ..................................................................................          8
3.2  Saran-saran ..................................................................................          9

DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Adapun latar belakang masalah ini adalah adanya perbedaan pergaulan seorang muslim pada zaman sekarang dengan zaman dahulu. Pergaulan-pergaulan seorang muslim berlandaskan atas persaudaraan karena seringnya silaturahmi antar sesama muslim dan belum masuknya budaya-budaya barat ke negara Indonesia sehingga menyebabkan persatuan dan kesatuan umat muslim sangat erat.
Pada zaman sekarang atau zaman serba modern kurangnya silaturahmi dan pengaruh dari budaya barat maka persaudaraan atau pergaulan-pergaulannya menyebabkan tidak adanya persatuan dan kesatuan.
Adapun dilihat dari pergaulan-pergaulan sesama muslim di Indonesia ini banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat dari sesama muslim itu sendiri yang tidak sadar bahwa perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan itu melanggar dari pada hukum negara dan bertentangan dengan nilai-nilai agama.  

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan dan batasan masalah pada karya ini dibentuk karena dilihat dari adanya berbagai macam  masalah yang terjadi pada pergaulan sesama muslim dan pergaulan muslim terhadap non muslim.
1.      Apakah penyebab-penyebab terpecahnya hubungan persaudaraan antar umat beragama.
2.      Apa yang harus disiapkan umat Islam dalam menghadapi masuknya budaya-budaya barat.
3.      Apakah dampak negatif masuknya budaya-budaya barat ke Indonesia pada ajaran sekarang.
Rumusan dan batasan masalah ini dibuat untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam latar belakang permasalahan.

1.3  Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Berikut ini merupakan hipotesis yang dimaksud.
1.      Penyebab terpecahnya hubungan persaudaraan antar umat beragama adalah karena kurangnya solidaritas antar umat bergama itu sendiri atau karena adanya buruk sangka saling mengolok-olok, mencari-cari kesalahan orang lain, memanggil saudara atau orang lain dengan panggilan yang buruk dan kurangnya silaturahmi.
2.      Diperkuatnya hubungan persaudaraan antar umat beragama dan ditanamnya nilai-nilai keagamaan dalam umat Islam.
3.      Dampak negatifnya adalah menimbulkan perpecahan diantara masyarakat, dapat meruntuhkan nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat.

1.4  Pengertian Judul
Untuk memahami pengertian judul karya ilmiah ini, maka terlebih dahulu penulis menguraikan kata-kata yang terdapat pada judul karya ilmiah ini agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam memahami karya ilmiah ini.
1.      Etika adalah akhlak atau perilaku seseorang.
2.      Pergaulan adalah hubungan interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungannya.
3.      Islam adalah salah satu agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia dan mempunyai hukum dan nilai-nilai tertentu.
Jadi pengertian dari “Etika Pergaulan dalam Islam” adalah akhlak atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain berdasarkan atas nilai-nilai keagamaan.


















BAB II
PERGAULAN-PERGAULAN DALAM ISLAM

2.1  Pergaulan Sesama Muslim
Pergaulan-pergaulan sesama muslim itu diatur dalam Al-Qur’an seperti terdapat pada surah Al-Hujarat ayat 10 :
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè?
Artinya :
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Persaudaraan adalah merupakan kunci kesuksesan bagi kita manakala hendak menciptakan dan melestarikan tata kehidupan masyarakat yang baik. Dalam sejarah mencatat adanya nilai positif atau manfaat yang ditimbulkan oleh persaudaraan dan persatuan tersebut, yakni upaya Nabi Muhammad SAW untuk mempersatukan antara kaum Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman mereka, dipererat dengan mempersaudarakan mereka kepada kaum Anshar menolong dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan-keuntungan yang bersifat materi melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah SWT.
Sebaliknya sejarah juga mencatat bahwa perpecahan atau tidak adanya persatuan, menyebabkan kaum muslimin di Afganistan menjadi lemah dan mudah dikoyak-koyak oleh musuh-musuh Islam, ini jelas sisi negatif yang ditimbulkan oleh tidak adanya persaudaraan tersebut.
Oleh karena itu, tepatlah suatu pepatah mengatakan “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Demikian pula satu iktibar (gambaran) menerangkan secara tepat manakala seorang (muslim) yang berdiri sendiri laksana batang lidi, maka ia akan mudah dipatahkan lain halnya jika ia berdiri secara bersama-sama dalam suatu persaudaraan laksana seratus atau seribu batang lidi yang tersatukan dalam satu ikatan, maka sangat berat untuk dipatahkan oleh suatu kekuatan hebat manapun.
Untuk mendukung  suasana persaudaraan yang kokoh diantara kaum muslimin tersebut, maka diperlukan suatu akhlak atau moral yang melandasi sikap dan perilaku mereka, yakni sikap dan perilaku yang saling menghargai satu sama lain dan tidak saling mencela, menyalahkan dan menganggap rendah pihak lain. Berkaitan dengan ini sangat penting bagi umat Islam untuk memahami pentingnya pergaulan sesama muslim yang baik.

2.2  Pergaulan dengan Non Muslim
Allah SWT mengatur tata hubungan sosial kemasyarakatan antara orang-orang mukmin dengan non mukmin.
Tujuan tata hubungan sosial itu adalah untuk menciptakan masyarakat yang terintegrasi dalam wadah sosial yang pokok disebutkan dalam sosiologi bahwa pada kehidupan masyarakat sangat mungkin timbul adanya pertentangan-pertentangan sosial, disamping juga bisa muncul integrasi masyarakat, terkait dengan pertentangan/integrasi menurut sosiologi. Hal ini disebabkan oleh kepentingan yang pada hakikatnya awalnya merupakan kepentingan individu.
Berkenan dengan kehidupan sosial keagamaan disintegrasi dalam kehidupan antar umat beragama bisa disebabkan terutama sekali oleh prasangka-prasangka itu sendiri muncul disebabkan oleh salah satunya oleh perbedaan keyakinan agama. Beberapa diantaranya dapat dicontohkan seperti konflik di Irlandia (Protestan dan Katolik), perang Afganistan (Suni Taleban/Safali dan Syirah) dan konflik saudara di Libanon (Islam dan Kristen).
Namun disintegrasi tersebut tidaklah sulit untuk diatasi asalkan anggota masyarakat (antar pemeluk keyakinan dan agama) itu bersikap lapang dada dan terbuka juga perlu pula ditumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan persaudaraan (solidaritas) diantara umat beragama.
Dengan menunjukkan sifat positif sesuai dengan hukum dan ajaran  Allah, umat Muslim dapat mengembangkan potensinya, potensi sebagai orang Islam, potensi sebagai masyarakat muslim dan potensi ajaran Islam kepada mereka yang bukan Islam, dengan demikian orang-orang Islam dapat melaksanakan dakwah dengan hikmah kebijaksanaan dan contoh tauladan yang baik.
Tidak ada larangan bagi umat-umat Islam berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memusuhi orang-orang Islam karena agama atau keyakinan dan terhadap orang-orang yang tidak mengusir orang-orang Islam dari negerinya sendiri.
Sikap positif dan proporsional itu merupakan dasar pembinaan kerukunan antar umat beragama. Perbedaan agama dan keyakinan adalah bukan untuk menjadi penghalang untuk hidup rukun dikalangan warga masyarakat yang berbeda agama. Berbuat baik dan berperilaku adil adalah perbuatan terpuji, dapat dilakukan kepada siapa saja termasuk kepada orang-orang non muslim dan kemudian yang dilarang Allah SWT yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan antara orang-orang Islam dan non Islam adalah menjadikan mereka orang-orang yang memerangi orang Islam karena agama dan mengusir orang-orang Islam yang dari negerinya sendiri sebagai teman. Dalam hal ini Allah SWT memperingatkan bahwa barang siapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang dzalim.





















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya ilmiah ini yaitu :
1.      Allah SWT memerintahkan agar memelihara atau mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan orang-orang mukmin sebagaimana dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau dan kaum Muhajirin Hijrah ke Madinah.
2.      Orang-orang mukmin harus memperbanyak silaturahmi agar mempererat persaudaraan.
3.      Orang mukmin tidak boleh saling mengolok-olok, berburuk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, memanggil saudara atau teman dengan panggilan buruk dan menggunjing sebab perbuatan-perbuatan tersebut akan menyebabkan perpecahan atau permusuhan.
4.      Perbedaan keyakinan bukan penghalang bagi kita untuk mewujudkan kerja sama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dikalangan warga masyarakat yang berbeda agama atau keyakinan.
5.      Allah SWT tidak melarang orang-orang Islam berbuat baik, berperilaku adil dan berteman dengan orang-orang non muslim selagi mereka tidak memerangi dan mengusir orang lain.
6.      Orang-orang Islam dilarang menjadikan orang-orang non muslim yang memerangi dan mengusir orang-orang Islam sebagai kawan.



3.2  Saran-saran

Kuatnya iman dan berperilaku baik atau berbuat baik dapat memperkuat persaudaraan, persatuan dan kesatuan antar sesama muslim, antar masyarakat, antar orang-orang muslim, antar bangsa, antar orang-orang Islam dan non Islam akan memperkuat persaudaraan antar bangsa atau negara seperti negara Indonesia dan Malaysia.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Moh Amin. Qur’an Hadits I. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Universitas Terbuka. 1995.

Drs.H. Abdul Muthalib. Sejarah Kebudayaan Islam I. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Universitas Terbuka. 1995.

Drs.M. Badri Rasyidi, Drs. H. Paraba, Drs. H. Hamdani. Pendidikan Islam ARMICO. Bandung : 1994.

H. Zaenal Abidin, S.Pd. Qur’an Hadits. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Jakarta : 2002.


















No comments:

Post a Comment

Featured Post

Pekan yang sangat penting untuk berpuasa di Bulan Muharram

Pekan yang sangat penting untuk berpuasa di Bulan Muharram 👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻 الخميس 8 ترفع الاعمال Kamis, 8 Muharram /28 S...