Sunday, August 13, 2017

MAKALAH PERBEDAAN WANITA JAHILIYAH DAHULU DAN WANITA JAHILIYAH MODERN

PERBEDAAN WANITA JAHILIYAH DAHULU
DAN WANITA JAHILIYAH MODERN




















DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
GUNA MENGIKUTI UJIAN SEKOLAH/UJIAN NASIONAL



OLEH :

IRHAMNI
NIS   : 09.1430



JURUSAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TOMINI
TAHUN AJARAN 2011/2012
HALAMAN PENGESAHAN

            Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sekolah atau Ujian Nasional Tahun ajaran 2011/2012 guna mendapatkan ijazah pada Madrasah Aliyah Negeri Tomini.



Disetujui pada :
Hari                 :          
Tanggal           :




Pembimbing




SLAMET SUPRIHATIN, S.Pd.I
NIP. 19810309 200604 1 019





Mengetahui
Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tomini




Drs. JUFRI MASALIHU
NIP. 19680709 199603 1 002


                                                                       
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan hidayahnyalah sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan judul “PERBEDAAN WANITA JAHILIYAH DAHULU DAN WANITA JAHILIYAH MODERN”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat yang setia terhadap ajaran dan sunahnya hingga akhir zaman. Semoga kelak di yaumil qiyamah kita mendapat syafaatnya. Amin . . . .

Selanjutnya dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisannya yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan karya tulis ini. Sehubungan dengan karya tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun doa.
2.      Bapak Drs. Jufri Masalihu selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tomini.
3.      Ibu Slamet Suprihatin, S.Pd.I  selaku pembimbing yang selalu memberikan kritik dan saran pada penulis. 
4.      Guru-guru MAN Tomini yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5.      Teman-teman kelas XII Agama yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dan penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan terutama bagi penulis itu sendiri. Semoga apa yang kita lakukan mendapat pahala dari Allah SWT.
Sumber Agung, 



Penulis
Irhamni
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................          i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................          ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................         iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................         iv

BAB I        PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ............................................................................          1
1.2  Tujuan Penulisan .........................................................................          2

BAB II       PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Judul ..........................................................................          3
2.2  Wanita Jahiliyah Dahulu dan Wanita Jahiliyah Modern .............          3
2.3  Beberapa Contoh Perbuatan Fahsya Pada Zaman
Zaman Jahiliyah Modern .............................................................          5
2.4  Bertafakhur Sesaat ......................................................................          8

BAB III      PENUTUP
3.1  Kesimpulan ..................................................................................         14
3.2  Saran-saran .................................................................................         14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................         15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................         16





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ribuan  tahun yang lalu, kurang lebih dua zaman yang telah berlalu dimana Al-Qur’an menyebutnya sebagai permulaan zaman jahiliyah. Pertama, zaman antara Nabi Nuh a.s dan Nabi Idris a.s. Kedua, zaman antara Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad SAW. Wanita-wanita pada kedua zaman ini mengekspos tubuh mereka dan menyalahgunakan kebebasan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka hingga ke suatu tahap yang belum pernah dilihat pada zaman itu. Akibatnya mereka dijadikan sasaran tontonan dan diambil manfaatnya oleh semua orang. Mereka berjalan lenggak-lenggok di jalanan, dihiasi dengan permata dan wewangian, memamerkan kecantikan tubuh mereka dengan pakaian setengah telanjang untuk menarik perhatian hidung belang.

Masyarakat yang tidak bermoral pada hari ini, khususnya para pengikut kebudayaan Barat, mereka berusaha untuk menciptakan zaman Jahiliyah pada saat ini. Mereka merancang berbagai model pakaian wanita yang merangsang dapat membangkitkan nafsu syahwat kaum lelaki.

Untuk menjaga kesucian dan memelihara moral suatu masyarakat, faktor yang paling penting adalah dengan meminimalkan pergaulan bebas antara lelaki dengan wanita. Cara terbaik untuk memastikan penjagaan ini yaitu wanita tidak meninggalkan rumah tanpa alasan yang perlu. Kebiasaan selalu bergaul dengan lelaki yang bukan mahram dan mengadakan kontak dengan mereka akan berakhir dengan godaan (fitnah) yang besar, terbukti pada masyarakat jahiliyah dahulu dan masyarakat jahiliyah modern. Oleh karena itu Al-Qur’an secara khusus memerintahkan agar wanita tetap tinggal di rumah-rumah mereka.

Purdah atau jilbab dewasa ini (yang dipakai oleh sebagian wanita muslimah) juga berfungsi sebagai jilbab hijab atau jilbab sebagai kebiasaan wanita-wanita muslimah sejak zaman permulaan Islam, yang sekarang sedang dihilangkan oleh orang-orang yang terpengaruh pemikiran Barat. Untuk mencapai maksud mereka itu, mereka menterjemahkan Al-Qur’an dan Hadits menurut hawa nafsu mereka sendiri. Dengan demikian mereka menyesatkan diri mereka sendiri dan membawa orang lain kepada kesesatan. Semoga Allah SWT memberi petunjuk kepada kita dan melindungi kita dari kesesatan itu.

1.2  Tujuan Penulisan

-          Untuk memenuhi tugas karya tulis yang telah diberikan sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) atau Ujian Sekolah (US) .
-          Untuk melatih diri dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Judul
2.1.1        Pengertian Jahiliyah

Kata jahiliyah diambil dari bahasa arab (جَاهِلِّيَّهِ = Jahilliyyah) yang berarti “Ketidaktahuan petunjuk illahi” atau “Kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan”. Pengertian khusus untuk Jahilliyah adalah keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan Al-Qur’an.

Pengertian jahiliyah pada umumnya yaitu keadaan orang-orang arab sebelum Islam muncul. Menurut Hamka adalah kebohongan, ketidak mengertian atau ketidak tahuan.

2.2  Wanita Jahiliyah Dahulu dan Wanita Jahiliyah Modern

Ribuan  tahun yang lalu, kurang lebih dua zaman yang telah berlalu dimana Al-Qur’an menyebutnya sebagai permulaan zaman jahiliyah. Pertama, zaman antara Nabi Nuh a.s dan Nabi Idris a.s. Kedua, zaman antara Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad SAW. Wanita-wanita pada kedua zaman ini mengekspos tubuh mereka dan menyalahgunakan kebebasan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka hingga ke suatu tahap yang belum pernah dilihat pada zaman itu. Akibatnya mereka dijadikan sasaran yang dipertontonan dan diambil manfaatnya oleh semua orang. Seharusnya wanita dijaga seperti harta kekayaan yang berharga serta dilindungi secara baik. Akan tetapi wanita-wanita zaman itu telah menjadi tontonan umum yang dapat digunakan oleh setiap orang kapan saja. Mereka berjalan lenggak-lenggok dijalanan, dihiasi dengan permata dan wewangian, memamerkan kecantikan tubuh mereka dengan pakaian setengah telanjang untuk menarik perhatian hidung belang.
Seringnya wanita-wanita itu berhubungan dengan lelaki selain suaminya, menyebabkan kondisi kadang-kadang dipakai oleh suaminya, dan pada saat yang lain dipakai untuk menyenangkan kekasihnya. Tanpa mengindahkan kehormatan, kesucian, dan kesopanan. Wanita-wanita seperti itu tidak segan-segan menyenangkan lelaki ajnabi dengan perbuatan-perbuatan yang menarik perhatian. Al-Qur’an menyebut perbuatan fahsya seperti itu sebagai tabarruj jahiliyah.

Masyarakat yang tidak bermoral pada hari ini, khususnya para pengikut kebudayaan Barat, telah terjerumus pada kemesuman dan peradaban yang tidak bermoral dan mereka berusaha untuk menciptakan zaman Jahiliyah pada saat ini. Pakaian yang seksi, godaan wanita-wanita penghibur, tingkah laki-laki hidung belang yang mesum dan tidak mempunyai rasa malu dalam masyarakat jahiliyah saat ini, semuanya telah dilegalisir dan dianggap sebagai peradaban modern. Ternyata, kejahilan saat ini tidak hanya menyerupai jahiliyah dahulu, akan tetapi telah jauh menyimpang dari syariat Islam.

Tidak diragukan lagi bahwa kaum wanita hari ini mempunyai hak-hak dan kebebasan yang legal. Akan tetapi, apakah dengan hak-hak itu wanita dapat bebas meninggalkan rumah-rumah mereka dengan mengenakan pakaian yang seksi dan berjalan-jalan ditempat umum ? Tentu tidak !

Model pakaian wanita yang merangsang dapat membangkitkan nafsu syahwat kaum lelaki. Para wanita berjalan dengan genit supaya menarik perhatian laki-laki. Dengan cara ini, seorang wanita perawan dapat menggaet beberapa orang pria sekaligus. Sedangkan wanita yang telah menikah mengadakan beberapa saingan dengan suaminya. Wanita-wanita yang telah bersuami dapat dengan bebas berjumpa dan bersenda gurau dengan lelaki lain tanpa izin suami mereka. Dengan demikian, hukum tidak memihak kepada suami dan tidak memiliki hak untuk mencampuri tingkah laku istri-istri mereka, karena ia sendiri memiliki hak untuk melakukan apa saja sesuka hatinya. Apakah masyarakat modern diwajibkan untuk tidak membela dan menjaga nilai-nilai moral suatu masyarakat, akan tetapi kebalikannya untuk meyakinkan bahwa masyarakat itu menyediakan semua fasilitas yang disumbangkan dan membantu perkembangan peradaban yang tidak bermoral itu.

Di jazirah Arab pada zaman jahiliyah dahulu, wanita-wanita biasa keluar rumah dengan berhias untuk menunjukkan kecantikannya dan untuk bergaya seperti wanita-wanita jahiliyah masa kini. Perbuatan demikian diharamkan oleh Islam. Islam mengajarkan tempat tinggal wanita adalah di dalam rumahnya. Jika seorang wanita mempunyai keperluan untuk meninggalkan rumahnya, maka ia harus menyembunyikan kecantikannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai purdah atau jilbab yang menutupi tubuhnya.

2.3  Beberapa Contoh Perbuatan Fahsya Pada Zaman Jahiliyah Modern

Mahasiswa-mahasiswa disebuah Universitas di Amerika ditanya dalam sebuah survey untuk mendaftarkan keahlian-keahlian yang perlu dimiliki sebelum memasuki sebuah universitas. Tidak kurang dari 200 Mahasiswa memberikan jawaban. Hasil survey tersebut secara ringkas diceritakan dalam sebuah surat kabar di Lahore (Pakistan) sebagai berikut :
“Para Mahasiswa harus berhati-hati tentang apa itu maskulinitas (kejantanan), feminitas (kewanitaan), karakteristik dan keperluan-keperluan mereka. Seorang wanita harus bisa berdansa, merokok, meminum-minuman keras, dan berpelukan, sebagai syarat menjadi anggota sebuah perkumpulan lawan jenis. Ia tidak boleh pandang bulu dengan setiap lelaki yang tertarik kepadanya. Sebaliknya, ia harus menyeleksi pandangannya sesuai dengan selera dan minatnya. Ia juga harus mengetahui bagaimana ia membawa dirinya dengan seorang yang pura-pura mabuk atau yang datang cukup kuat dan bertentangan dengan kehendaknya. Ada sebuah jawaban dari seorang Mahasiswi yang agak spesifik. Ia berkata bahwa sebaiknya setiap Mahasiswi mempunyai beberapa pengalaman sebelumnya dalam hal berpelukan dengan laki-laki agar tidak memalukan karena dianggap “kampungan” ketika memasuki Universitas. Dengan demikian mereka akan memiliki kebolehan untuk membawa diri mereka secara efektif dengan laki-laki lain, para dosen, dan staf Universitas. Ia juga harus mengetahui bagaimana ia menarik diri secara fisik dengan bijaksana dari orang-orang yang tidak ia sukai.”

Di Glasgow, wanita-wanita muda memasang iklan bahwa mereka mengadakan posko saling cium yang bertujuan untuk menghimpun dana bagi para Mahasiswa di kota itu. Dalam sekali ciuman, mereka memperoleh 6 shalling, dan mereka berhasil menghimpun dana sebesar ribuan pound !

Sebuah majalah, Masyari Khayal, menyatakan bahwa di London tercatat 30.000 orang wanita melakukan praktek prostitusi (zina) dengan lisensi legal, belum lagi yang ilegal. Jika seorang wanita didatangi sedikitnya 5 orang perhari, maka angka ini sangat spektakuler, yaitu setiap hari ada 150.000 orang atau 5.475.000 orang dalam setahun secara terbuka melakukan zina yang dilegalkan di London.

Ada juga sebuah organisasi yang dikendalikan oleh wanita-wanita di London. Anggota-anggotanya (yang terdiri dari pria dan wanita) bersumpah tidak akan pernah menikah, tetapi ternyata mereka saling mencintai sesama mereka dan melakukan hubungan seksual secara haram yang bertentangan dengan Undang-undang asosiasi mereka sendiri.

Keperluan-keperluan yang sama bagi kesenangan seksual ini menyebabkan diadakannya Kongres Ekhsibisi Internasional di Barat. Pameran-pameran dari komoditi apa? Bukanlah barang-barang komersial, akan tetapi pertunjukan-pertunjukan yang indah untuk dipertontonkan dan untuk membuat penilaian terhadap tubuh wanita. Tujuan diadakannya pertunjukan-pertunjukan yang indah itu ialah untuk memilih wanita dari negara mana yang paling cantik. Baru-baru ini ada pertunjukan paha-paha mana yang paling indah. Agar seorang wanita memenangkan pertandingan itu, ia harus memiliki bentuk paha, warna, ukuran yang indah. Para pemenang pertunjukan itu akan diberi hadiah. Kita dapat membayangkan betapa rendahnya martabat manusia pada saat ini.

Contoh-contoh di atas, bukanlah berasal dari seluruh negara barat, tetapi hanya beberapa saja dan dalam kurun waktu yang singkat (kurang lebih 76 tahun yang lalu). Namun semoga cukup untuk memberikan pengetahuan kepada kita bahwa pergaulan bebas dan perbuatan tidak bermoral antara lelaki dan wanita telah merendahkan harkat dan martabat manusia hingga ke derajat binatang yang paling rendah. Hal di atas menunjukkan dengan jelas bahwa apabila manusia mengabaikan syariat agama dan lebih memilih undang-undang buatan mereka sendiri serta modernisasi, maka akan menyebabkan hilangnya karakteristik yang telah menjadi ciri khas manusia. Mereka mengorbankan kebahagiaan sejati, kedamaian batin, dan kesentosaan. Sedangkan pintu-pintu neraka terbuka untuk menelan manusia-manusia yang durhaka.

Inilah kebudayaan progresif dan budaya yang telah mendapat penerangan yang penggemarnya ialah orang-orang baru yang fanatik (pemuda-pemuda yang senantiasa mendapat penerangan) sedang menanti kita. Artikel-artikel dan selebaran-selebaran yang menentang dan menggambarkan hijab secara keliru sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syari’at yang memenuhi berbagai media masa, baik cetak maupun elektronik, agar orang-orang asia mengikuti jejak orang-orang barat, yaitu melepaskan hijab tanpa rasa malu. Celakanya, kita telah bisu, tuli dan buta. Hati kita telah ditutupi dari kebenaran, dan pikiran-pikiran kita telah terhipnotis. Kita tidak berani lagi membela kebenaran serta cahaya agama Islam. Hal ini disebabkan oleh kerusakan moral akibat menanggalkan hijab yang diajarkan syariat Islam kepada para pengikutnya. Untuk menjaga kehormatan, kesopanan, kesucian, dan keimanan, kita diperintahkan untuk menghapuskan kejahilan pada periode sebelum Islam, tetapi juga memerangi segala yang menyerupai dengannya, jahiliyah modern misalnya.
Itulah alasan turunnya syariat Islam yang bertentangan dengan Tabarruj Jahiliyah yang pada akhirnya membantu meningkatkan akhlak dan moral serta memastikan akibat-akibat yang positif.

2.4  Bertafakhur Sesaat

Uraian di atas  memperjelas kepada kita bahwa betapa mendalamnya hikmah dibalik kewajiban dari Allah dan Rasul-Nya kepada kita mengenai jilbab/hijab, dan berapa terperinci diberikan kepada kita setiap aspek tentang hijab. Demikian kita diperintahkan dengan tegas untuk mengikuti perintah ini.

Sebagai muslim, kita harus berfikir sampai ketaraf bagaimana sebaiknya kita mengikuti Al-Qur’an yang kita imani, dan sejauh mana kerisauan dan kepedulian kita kepada perintah-perintahnya. Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an berikut ini, Rasulullah SAW berkata kepada Allah (mengenai kita) :
يَارَبِّ اِنَّ قَوْمِنْ اِتَّخَذُوْاهَذَاالْقُرْاَنَ مَهْجُوْرًا
Artinya : “Ya Tuhanku, sesungguhnya umatku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan”. (Q.S Al-Furqan : 30) 

Kita beriman kepada Allah dan juga yakin bahwa pada hari kiamat kita semua akan dihadapkan kepada Allah SWT dan kita harus mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan kita. Bagaimana keadaan kita jika berhadapan dengan-Nya dan bertanya kepada kita, “Aku telah menjelaskan kepadamu segala adab bagaimana menjalankan kehidupan dan aku telah membedakan dengan jelas mana yang halal dan mana yang haram. Seberapa banyak tingkah lakumu, pikiranmu, dan perbuatanmu yang mencerminkan rasa takut kepada-Ku ?”

Pada hari kiamat kita juga akan berhadapan dengan Rasulullah SAW. Panas matahari yang begitu dekat dengan kita, suatu hari yang tak terbayang kedahsyatannya, serta kehausan yang tak tertahankan. Nabi akan membawa kita ke telaga Kautsar untuk minum. Tapi pernahkah kita berfikir bagaimana jika beliau melihat keadaan kita ? Kita yang  menghabiskan seluruh kehidupan kita dengan tidak memperdulikan ajarannya dan tidak mau mengikuti jejak langkahnya dalam menjalani kehidupan, bagaimana kita akan meminta Nabi SAW untuk memberi minuman dengan tangan beliau yang berkah ? Jika kita berlumuran dengan dosa. Sudahkah kita mengikuti ajaran beliau dalam kehidupan kita dalam hal penampilan, cara berpakaian, atau dalam segala aspek kehidupan kita.

Perintah hijab /jilbab merupakan sesuatu yang sangat penting. Dan sesuatu hal yang tak diragukan lagi, bahwa apabila seseorang berhasil melaksanakan perintah ini, maka ia tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam menaati perintah-perintah Allah lainnya. Ini adalah salah satu obat yang sangat pahit untuk ditelaah dalam hal ketaatan, tetapi paling bermanfaat yang menjadikan seseorang muslim lebih cepat dan lebih mendekat kepada Allah SWT.

Pada hari ini standar kesalihan kita terbatas pada bacaan doa yang panjang-panjang, tasbih, shalat sunah, membaca buku, shaum apabila memungkinkan, mengeluarkan zakat dan sedekah serta melaksanakan perintah-perintah Allah yang tidak bertentangan dengan hawa nafsu. Kita rela melalaikan dan mengesampingkan semua perintah dan larangan yang merendahkan cara hidup, nafsu, dan keinginan kita. Kita mengaku beriman kepada Allah tetapi tidak berhenti mengingkari-Nya, bahkan walaupun perintah-perintah itu wajib ke atas diri kita untuk menahan diri dari semua yang diharamkan Allah. Fondasi keshalihan dibina dengan memohon ampun kepada Allah atas segala ketidaktaatan kita dan pembangkangan kita kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda :
اِتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ اَعْبَدَالنَّاسِ 
Artinya : “Takutlah dari melakukan yang diharamkan, maka engkau akan menjadi sebaik-baik hamba Allah”.
Dosa menolak memakai hijab/jilbab lebih dahsyat dari pada dosa-dosa lainnya, dan keadaan yang kritis ini harus segera dihentikan dan berazam untuk tidak mengulanginya. Beberapa alasan dikemukakan sebagai berikut :
1.      Menanggalkan jilbab merupakan suatu dosa yang dilakukan secara terbuka karena semua orang melihatnya. Seseorang yang melakukan dosa ini walaupun tidak mengucapkan sepatah kata pun, ia secara terbuka menyatakan kepada setiap orang disekitarnya bahwa ia tidak perduli kepada perintah-perintah Allah, dan ia memberontak melawan Allah. Nabi SAW bersabda : “Semua umatku berhak mendapat ampunan, kecuali mereka yang melakukan dosa yang secara terbuka”.
Kebenaran ini tidak hanya bagi agama, bahkan di bawah undang-undang kerajaan manapun di dunia ini, mereka yang melakukan penghianatan secara terang-terangan kepada pemerintah tidak akan diampuni.
2.      Konsekuensi dosa yang disebabkan tidak memakai jilbab atau hijab tidak terbatas hanya kepada pelakunya saja (karena mendorong dan menyebarkan kemesuman dari tingkah laku yang memalukan), tetapi juga akan berakibat kepada masyarakat luas yang akan tertimpa adzab Allah di dunia dan akhirat. Biasanya dosa seperti itu akan membuka jalan bagi segala macam kerusakan dan kemaksiatan.

Sebaiknya kita menyadari  bahwa kehidupan di dunia sangatlah singkat, sedangkan kehidupan akhirat kekal abadi. Kita juga mesti menyadari bahwa dengan tidak memakai jilbab sebenarnya kita menganiaya diri kita sendiri di dunia dan melaknat diri kita di akhirat, serta menjerusmuskan ke dalam api neraka. Apabila sebutir batu bara diletakkan di atas tangan kita, maka kita tidak sanggup menahan panasnya walaupun hanya sedetik. Lalu mengapa kita tidak pernah berpikir betapa panasnya api neraka jahanam?  Jika kita tidak mempunyai kerisauan bahwa ayah kita, suami kita, atau kaum keluarga kita tidak setuju dan tidak suka dengan perintah-perintah Allah, maka kita juga harus berpikir apakah ini merupakan suatu alasan yang diterima dihadapan Allah pada hari kiamat ? Apakah Allah akan mengampuni kita jika kita mengatakan bahwa tidak mengikuti perintah-perintah Allah karena kita takut tidak menyenangkan keluarga dan sahabat-sahabat kita. Sekalipun demikian, hukum Allah mutlak dan tak dapat diubah lagi.
لاَطَاعَةَلِلْمَخْلُوْقِ فِيْ يَعْصِيَةِالْخَالِقِ 
Artinya : “Tidak boleh menaati makhluk apabila menyuruh maksiat kepada Khaliq (Allah SWT)”.

Oleh karena itu, jika seseorang menghendaki kita untuk mengingkari Allah, maka haram bagi kita untuk mengikutinya. Kita harus menolak permintaannya. Kita harus berfikir apakah orang yang berusaha kita senangkan dengan mendurhaki Allah, bersedia menerima dan menanggung akibatnya, yaitu azab Allah pada hari kiamat. Allah dengan jelas menerangkannya di dalam Al-Qur’an :
“Ketika orang-orang yang diikuti terlepas diri dari orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa, segala hubungan antar mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti ‘seandainya kami mendapat peluang sekali lagi (untuk kembali), pasti kami akan terlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami’. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi penyesalan bagi mereka, dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api nereka.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 166-167)

Perhatikan ayat ini, dan menjadi terang bahwa pada hari kiamat, orang-orang yang tidak memperdulikan perintah-perintah Allah dan durhaka kepada-Nya, karena mengikuti dan menyenangkan selain dia, akan menjadi musuh atau semua hubungan  antara mereka akan terputus. Pada hari itu, anak-anak akan menyalahkan orang tua mereka karena menghalangi mereka dari menaati Allah dan melarang memakai jilbab, sedangkan orang tua mereka menolak bertanggung jawab. Orang tua mereka hanya meminta agar tidak terlalu taat, tetapi tidak memaksa. Betapa putus asa dan tidak berdayanya ketika mereka mengetahui bahwa orang-orang yang berusaha mereka senangkan ternyata tidak bertanggung jawab atas setiap perbuatan dosa mereka. Pada hari kiamat, orang-orang yang telah menyesatkannya (termasuk syetan) akan berkata :
“Dan berkatalah syetan ketika hijab telah diselesaikan, ‘sesungguhnya Allah telah menjanjikan kamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak berkuasa terhadapmu, melainkan sekedar menyerumu, lalu kamu mengikuti seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri, aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menyekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang pedih.”        (Q.S. Ibrahim ayat 22).

Demikianlah kita mengetahui bahwa pada hari itu tiada seorangpun yang datang sebagai penolong bagi orang lain, dan setiap manusia akan dibiarkan sendiri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bahkan syetan akan berkata kepada orang-orang yang mengikutinya, “Sebenarnya aku tidak mempunyai kekuasaan terhadapmu. Segala yang kuperbuat hanyalah untuk mengujimu dan aku hanya sekedar menyampaikan kepadamu, akan tetapi kamu memilih untuk mengikutiku dan melakukan dosa atas kehendakmu sendiri. Sebaliknya, aku muak denganmu karena mempersekutukan aku dengan Allah dan lebih menaatiku dari pada Allah. Kamu telah bersama-sama denganku dalam kehidupan dunia dan sekarang kamu bersama-sama denganku. Kita akan pergi ke neraka dan kekal selama-lamanya di sana.”

Untuk itu, marilah kita sama-sama bertafakhur, apakah maksud dan tujuan hidup kita ini adalah untuk menggapai keridhaan Allah atau mengikuti keinginan sebagian kecil kaum kerabat kita? Demi Allah, mereka yang memutuskan hubungan dunia mereka semata-mata karena Allah akan mendapat kenikmatan (surga) di dunia dan akhirat nanti. Akan memperoleh kejayaan sejati. Seseorang yang berpaling dari manusia dan memutuskan hubungan dengan mereka semata-mata karena mencari keridhaan Allah serta untuk menghindarkan diri dari adzab Allah yang kekal, berarti ia telah mencapai kesuksesan yang sejati. Ia akan diberi ganjaran berupa kesenangan di dunia, maka tidak akan tertandingi. Seorang penyair berkata:
Engkau tidak peduli apabila seluruh dunia marah padamu, selama kekasihmu ridha padamu.
Peganglah ini dalam pemikiranmu seperti yang engkau putuskan.
Apa yang mesti kau perbuat dan apa yang mesti tidak kau perbuat.

Marilah kita berdoa kepada Allah, semoga kita dianugerahi kekuatan dan kegairahan, dan semoga kita diberkahi dengan kesempurnaan iman, keyakinan yang teguh, dan berpedoman kepada Al-Qur’an, serta kemampuan untuk menaati segala perintah-Nya. Semoga shalawat serta salam tercurah kepada kekasih Allah Nabi Muhammad SAW sebaik-baik ciptaan, dan ke atas keluarga serta sahabatnya.

























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan :
a.      Menurut bahasa, Jahiliyah berasal dari kata “Jahilliyyah” yang berarti “ketidaktahuan petunjuk Illahi”. Pengertian khusus untuk jahiliyah adalah keadaan-keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan Al-Qur’an. Sedangkan pengertian jahiliyah pada umumnya yaitu keadaan orang-orang arab sebelum Islam muncul.
b.      Wanita jahiliyah dahulu adalah wanita-wanita jahiliyah pada zaman permulaan. Pertama, zaman antara Nabi Nuh as dan Nabi Idris as. Kedua antara Nabi Isa as. dan Nabi Muhammad Saw, dan wanita jahiliyah modern adalah wanita-wanita yang tidak bermoral pada hari ini, khususnya para pengikut kebudayaan barat.
c.       Beberapa contoh perbuatan fahsya pada zaman jahiliyah modern adalah maraknya terjadi peranahan, wanita-wanita dijadikan sebagai bahan pertunjukan, dan sebagainya.

3.2  Saran-saran

Hendaknya kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal janganlah terpengaruh dengan adanya pergantian zaman dan janganlah manusia meniru gaya-gaya barat, sesungguhnya gaya-gaya tersebut tidak disukai oleh Allah SWT.

Marilah kita berdoa kepada Allah SWT semoga kita dianugerahi kekuatan, dan semoga kita diberkahi dengan kesempurnaan iman, keyakinan yang teguh dan berpedoman kepada Al-Qur’an serta kemampuan untuk menaati segala perintahnya.  


DAFTAR PUSTAKA

Allen Endalen, George. 1928. Givilization. London.
Beyer, Peter. 1994. Religion and Globalization. London : SAGE Publication.
Majalah Hidayatullah.
Majalah Sabili.


















DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.     IDENTITAS
Nama                                : IRHAMNI
Alamat                              : Persatuan Utara
Agama                               : Islam
TTL                                    : Makasar, 10 Agustus 1992

B.      RIWAYAT PENDIDIKAN
1.      Sekolah Dasar                         : SD Despot
2.      Sekolah Menengah     : MTs Tinombala
3.      Pendidikan Atas          : MAN Tomini

C.      ORANG TUA
1.      Ayah
Nama                         : IBRAHIM
Alamat                        : Persatuan Utara  
Agama                         : Islam
Pekerjaan                    : Tani 

2.      IBU
Nama                          : ZUL’AINI
Alamat                        : Persatuan Utara  
Agama                         : Islam
Pekerjaan                    : URT


No comments:

Post a Comment

Featured Post

Pekan yang sangat penting untuk berpuasa di Bulan Muharram

Pekan yang sangat penting untuk berpuasa di Bulan Muharram 👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻 الخميس 8 ترفع الاعمال Kamis, 8 Muharram /28 S...