KARYA ILMIAH
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH DASAR NEGERI TINOMBALA
KECAMATAN ONGKA MALINO
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknik
Menulis Karya Ilmiah
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh :
RISNAWATI
NIM : 818787042
PROGRAM STUDI S1 PGSD
POKJA KOTARAYA
UPBJJ : 082/PALU
2013
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, serta petunjuk yang telah diberikan-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Perpustakaan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD Negeri
Tinombala”.
Penulisan Karya
Ilmiah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Terbuka.
Dalam penulisan Karya
Ilmiah ini penulis telah
banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kemudahan, dorongan, petunjuk dan bimbingan sehingga selesainya Karya
Ilmiah ini, secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada;
1.
Bapak Prof. Dr.Hm Ashari, M.Pd sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik
Menulis Karya Ilmiah.
2.
Bapak Kepala Sekolah SDN Tinombala yang
telah bekerjasama dan membantu
penulisan Karya Ilmiah ini.
3.
Keluarga
tercinta dan
orang-orang dekat/karib yang telah banyak memberikan motivasi untuk penulisan
Karya Ilmiah ini.
4.
Rekan-rekan dan pihak-pihak lain yang
telah banyak memberi bantuan.
Semoga bantuan, petunjuk dan bimbingan
yang telah mereka berikan itu menjadi amal ibadah serta mendapat balasan dari
Allah SWT, Amin.
Tinombala, 24 Mei 2013
Penulis
ABSTRAK
Undang Undang tentang Perpustakaan (UU No. 43/2007)
menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban menggalakkan promosi gemar membaca dan
memanfaatkan perpustakaan. Untuk itu perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca
melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi.
Dimana fungsi perpustakaan adalah sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi yang akan memperluas wawasan, meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Karena itu berdasarkan fungsinya di
Indonesia dikenal beberapa jenis perpustakaan yaitu Perpustakaan Nasional, Perpustakaan
Umum, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan
Sekolah. Hal ini tercantum dalam Pasal 20 Undang-undang tentang Perpustakaan.
Rendahnya
kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses pembelajaran.
Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan
prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang
rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang kurang
memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya instruksional. Proses pembelajaran
yang kurang berhasil dapat menyebabkan siswa kurang berminat untuk belajar.
Minat siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi
dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Sekolah sebagai
wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun prasarana
pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan
peningkatan pelayanan perpustakaan sekolah merupakan pekerjaan yang utama
selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.
Kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang
memadai, terlebih pada pelajaran Bahasa Indonesia yang notebene adalah
pembelajaran yang paling mendasar karena untuk bisa menguasai perpustakaan
tentulah aspek kebahasaannya harus dipenuhi terlebih dahulu. Salah satunya
adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Karena
perpustakaan mengemban peranan yang sangat penting
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................... i
Kata
Pengantar .................................................................................................. ii
Abstrak
............................................................................................................... iii
Daftar
Isi ............................................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
.................................................................................. 1
1.1.
Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
1.4.
Manfaat Penelitian ................................................................ 2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1. Perpustakaan Sekolah ............................................................ 4
2.1.1.
Pengertian Perpustakaan ...................................................... 4
2.1.2.
Perpustakaan SDN Tinombala ............................................... 6
2.1.3.
Usaha Perbaikan Perpustakaan SDN Tinombala ................... 8
2.2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 10
2.2.1.
Deskripsi Pembelajaran
Bahasa Indonesia ........................... 10
2.2.2. Penerapan Pembelajaran
Bahasa Indonesia ......................... 11
2.2.3.
Upaya Perbaikan Pembelajaran
Bahasa Indonesia ............... 12
BAB III. PEMBAHASAN .................................................................................... 14
3.1. Keterkaitan Perpustakaan Sekolah dan Pembelajaran
Bahasa
Indonesia di SD .......................................................... 14
3.2. Upaya Peningkatan Perpustakaan Sekolah untuk
Pembelajaran Bahasa
Indonesia ........................................... 15
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan ............................................................................ 17
4.2. Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia-manusia yang
berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan
insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan
berbudi pekerti luhur.
Rendahnya
kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses
pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru,
sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa
yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang
kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya instruksional. Proses
pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan siswa kurang berminat untuk
belajar. Minat siswa yang kurang ditunjukkan dari kurangnya aktivitas belajar,
interaksi dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Sekolah
sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun
prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan
peningkatan pelayanan perpustakaan sekolah merupakan pekerjaan yang utama
selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya.
Kurikulum
yang telah perbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya datang satu
arah dari guru saja, melainkan multi arah, begitu juga sumber pembelajaran juga
dapat dari mana saja dan apa saja terlebih dalam era sekarang ini. Dalam
komunikasi multi arah guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan
menganalisa berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan
untuk aktif terlebih mental maupun emosional. Proses belajar yang harus
dilakukan siswa untuk mendapatkan keterampilan, menemukan, mengelola,
menggunakan, dan mengkomunikasikan hal-hal yang telah ditemukan merupakan hasil
belajar yang diharapkan. Guru sebagai pendidik harus menguasai bermacam-macam
metode mengajar, yaitu pembelajaran tidak hanya dilakukan dikelas dengan proses
pembelajaran yang cenderung siswa dibelajarkan, akan tetapi guru dapat
memvariasikan pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk melakukan proses
inkuiri yang dapat dilakukan diperpustakaan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
diatas, masalah
dalam penulisan karya ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut;
“Perpustakaan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Tinombala Kec. Ongka Malino”.
1.3
Tujuan Penulisan
Melalui
penulisan karya ilmiah ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
1. Mengajak siswa dan guru untuk lebih
memanfaatkan perpustakaan sebagai media pembelajaran.
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam
membaca.
3. Meningkatkan mutu hasil belajar dan
pembelajaran siswa.
4. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
serta arti pentingnya perpustakaan sebagai jendela ilmu khususnya bagi siswa
dan guru, umumnya kepada semua pembaca.
1.4 Manfaat
Penelitian
Penulisan
karya ilmiah ini diharapkan memberi manfaat yang luas, baik bagi penulis
sendiri maupun pembaca umumnya;
1. Bagi penulis
Sebagai
tugas akhir perkuliahan pada mata kuliah Seminar Kependidikan, penulisan karya
ilmiah ini banyak memberi manfaat, baik langsung maupun tidak langsung,
diantaranya penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai keberadaan
perpustakaan dan pentingnya sebagai jendela ilmu dan penunjang keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Disamping itu penulis merasa dilatih untuk menulis dan
menjadikannya sebagai bahan referensi dan kajian untuk meningkatkan
pembelajaran disekolah.
2. Bagi pembaca
Tidak
jauh beda dari yang penulis sampaikan diatas, diharapkan melalui tulisan ini
dapat memberikan pemahaman mengenai perpustakaan dan perannya dalam peningkatan
kemampuan dan keterampilan belajar siswa khususnya dan masyarakat sekolah pada
umumya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Sekolah
2.1.1
Pengertian Perpustakaan
Kebanyakan
dari kita mungkin beranggapan bahwa perpustakaan adalah tempat menyimpan dan
meminjam buku, baik untuk dibaca di tempat maupun dibawa pulang dengan
menggunakan kartu anggota perpustakaan. Dalam benak sebagian besar kita
terlintas bahwa perpustakaan terdiri dari banyak rak dengan tumpukan buku yang
tersusun rapi dalam rak tersebut. Anggapan tersebut memang ada benarnya, tetapi
perpustakaan di masa kini tidaklah selalu terdiri dari sekelompok buku, karena
perpustakaan dewasa ini bisa menyediakan layanan audio-visual, film,slide
mikrofilm dan sebagainya.
Memang
jika dilihat dari sudut linguistiknya, perpustakaan berasal dari kata pustaka
yang artinya buku. Dalam bahasa Latin, kata perpustakaan ini berasal dari kata
liber yang diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi library yang juga
mengandung arti buku atau sesuatu yang menyangkut buku. Definisi perpustakaan
adalah sebuah ruangan atau bagian sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang
dipergunakan untuk kegiatan penyimpanan dan peminjaman buku dan terbitan
lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk pembaca
dimana bahan-bahan publikasi itu tidak diperjual-belikan. Di dalam perpustakaan
terdapat berbagai bahan cetak dan publikasi (buku, majalah, laporan, karya
tulis, audio visual, film, slide, VCD, DVD, kaset dsb.) Dalam pelaksanaan
perpustakaan ada ilmu yang mengkaji perpustakaan yang disebut ilmu perpustakaan
(library science), yaitu ilmu pengetahuan yang mengorganisasikan berbagai hal
tentang pustaka, baik tentang tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, metode,
penyusunan, teknik dan teori yang digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan.
Perpustakaan
memiliki koleksi bahan cetak yang digunakan untuk pembaca. Perpustakaan berbeda
dengan toko buku, baik dalam hal hakikat maupun fungsinya. Bila toko buku
menyusun buku yang akan dijualnya dengan maksud mencari keuntungan, maka
perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan
penyebarluasan informasi bagi para pembaca.
Banyak
batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar
di bidang perpustakaan. Anda dapat mempelajari beberapa pengertian perpustakaan
seperti di bawah ini :
·
Menurut
kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai
digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat
buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
·
Pengertian
perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung, ruangan
atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat
digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
·
Dalam
perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan
yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
·
Pada
tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan
untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat
belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat
rujukan“.
·
Dalam
pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI
nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian
bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Pengertian
perpustakaan yang mutakhir ini telah mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar
sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian
bahan pustakan; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.
Adapun
pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu
sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani
seluruh warga sekolah yang bersangkutan.
2.1.2
Perpustakaan SD Negeri Tinombala
Kondisi
sebagian besar perpustakaan sekolah saat ini masih jauh dari yang diharapkan,
belum memenuhi standar nasional perpustakaan. Di samping itu pemangku jabatan,
kepala sekolah, dan guru kurang menyadari pentingnya fungsi dan peran
perpustakaan sekolah bagi peserta didik maupun para pendidik sendiri. Misalnya
ada anggapan bahwa perpustakaan hanya sebagai pelengkap di sekolah. Padahal ia
merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran. Sebab keberhasilan jalannya
proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kompetensi guru dan tersedianya
gedung sekolah serta fasilitasnya, tetapi juga perlu didukung oleh tersedianya
buku-buku murah dan perpustakaan yang representatif.
Keadaan
lingkungan disekitar sekolah adalah perkebunan coklat. Sebagian besar
masyarakatnya hidup dari mengolah dan memanfaatkan perkebunan tersebut sebagai
petani penggarap/pengolah. Sehingga dapat dimaklumi bahwa keadaan sosial,
ekonomi dan masyarakatnya dapat dikategorikan kelas menengah ke bawah. Yang
pada akhirnya akan berpengaruh juga kondisi dan perhatian orang tua kepada
anaknya untuk sekolah.
Seperti
yang telah penulis uraikan diatas, bahwa sama halnya dengan kondisi sebagian
besar perpustakaan sekolah lainnya, dalam keadaan memprihatinkan. Kondisi buku
yang tidak terurus, koleksi buku yang tidak bertambah malah berkurang akibat
dimakan usia dan karena tidak adanya manajemen pelayanan perpustakaan yang
mengatur sirkulasi buku. Kondisi ini juga terjadi di SD Negeri Tinombala.
Berdasarkan
observasi lapangan yang penulis temui. Bahwa perpustakaan sekolah di SD ini
tidak memiliki ruangan sendiri yaitu menumpang diruangan kepala sekolah dan
guru dengan kondisi yang tidak tertata dengan baik, walaupun buku-buku yang ada
tersusun diatas lemari bekas yang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan buku
tepatnya. Tidak ada kursi dan meja untuk membaca, sehingga banyak buku dipinjam
oleh sebagian kecil siswa dibaca dikelas atau diluar ruangan. Buku-buku yang
tersusun itupun jumlahnya tidak lebih dari 100 eksemplar dimana 70 persennya
adalah buku pelajaran pegangan guru dan siswa, sisanya buku-buku cerita dan
buku paket B yang kegiatan itu juga menumpang di sekolah ini.
Kondisi
yang membawa minat membaca menjadi lebih baik, sungguh sangat jauh dari harapan
dan menciptakan minat baca siswa, ditambah dengan kurangnya pihak sekolah
menggalakkan siswa untuk membaca. Bagaimana siswa mau memanfaatkan
perpustakaan, jika guru-guru saja tidak juga membaca dan mengajak siswanya
gemar membaca.
2.1.3
Usaha Perbaikan Perpustakaan SD Negeri Tinombala
Kita
semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada kualitas
sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan.
Salah
satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah
perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja
yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi
juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan
perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan
mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan
kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain,
misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Dengan
membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan
tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber
informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses
informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan
melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan
di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan
kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan
menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan
program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti
program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat
di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Sejalan
dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana
disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi,
terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah
serta komite sekolah. Tentu saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
kemampuan sekolah dan masyarakat sekolah pada umumnya untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, dengan azas tepat guna dan tepat sasaran, tidak besar pasak dari pada tiang.
Paling
tidak ada usaha dan kemauan yang besar dari pihak sekolah dengan di dukung oleh
komite sekolah selaku jembatan institusi sekolah dengan masyarakat dan orang
tua untuk mengusahakan terciptanya perpustakaan sekolah yang layak dan
meningkatkan minat baca siswa.
Selama
ini kurangnya usaha menggalakkan siswa untuk gemar membaca dan mencari sumber
belajar melalui perpustakaan dapat diperbaiki dengan lebih mengintensifkan
peran perpustakaan. Guru harus lebih giat mengajak siswanya mencari dan belajar
di perpustakaan, bahkan mengajak dan menganjurkan siswanya untuk gemar membaca
apa saja yang positif tentunya.
Selain
itu barangkali selama ini tidak adanya usaha untuk mendapatkan bantuan
buku-buku dari pihak terkait, untuk itu juga pihak kepala sekolah selaku
pemangku jabatan inti disekolah dengan dibantu guru-guru dan koordinasi komite
sekolah dapat mengajukan bantuan kepada instansi terkait dan pihak-pihak yang
mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan dan pada akhirnya melahirkan
generasi muda yang cerdas dan trampil.
2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.2.1
Deskripsi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada
para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan
sejak bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai,
memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca,
menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga
mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana dititikberatkan pada tata
bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra. Logikanya, telah 12 tahun
mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah. Selama itu
pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah absen menemani mereka.
Tetapi,
luar biasanya, kualitas berbahasa Indonesia masih saja jauh dari apa yang
diharapkan. Yaitu untuk dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Seolah-olah fungsi dari pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
tidak terlihat maksimal.
Selama
ini pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah cenderung konvesional, bersifat
hafalan, penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit. Serta tidak ramah
terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam
kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa
jenuh untuk belajar bahasa Indonesia. Pada umumnya para siswa menempatkan mata
pelajaran bahasa pada urutan buncit dalam pilihan para siswa. Yaitu setelah pelajaran-pelajaran
eksakta dan beberapa ilmu sosial lain. Jarang siswa yang menempatkan pelajaran
ini sebagai favorit. Hal ini semakin terlihat dengan rendahnya minat siswa
untuk mempelajarinya dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
2.2.2
Penerapan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pelajaran
Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Seperti
ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Mereka memulai dari nol.
Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca,
menulis sambung serta membuat karangan singkat. Baik berupa karangan bebas
hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya
pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswanya mulai
merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut
diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari
materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan.
Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap remeh pelajaran Bahasa
Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja.
Belum
lagi praktek mengajar guru yang tidak kreatif dan bertahan dengan kondisi yang
sudah dilakukan turun temurun, mengajar seadanya sehingga terkesan sekedar
melepas tanggung jawab. Gaya mengajar yang dilakukan guru sebagaimana
diungkapkan diatas, jika dilihat secara lebih mendalam juga tidak dapat
dinyatakan sebagai ketidakmampuan guru semata, ada banyak faktor X yang
mengkondisikan situasi ini, khususnya di SD Negeri 154 Talang Aro ini. Dengan
geografis yang kurang menunjang kondisi ini diperparah dengan ketersediaan
sarana prasana yang disediakan pemerintah selaku pemangku pendidikan.
Istilah
“guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, agaknya masih berlaku, buktinya
dalam pengajaran bahasa Indonesia sehari-hari guru menggunakan bahasa pengantar
yang dicampur-campur dengan bahasa atau dialek bahasa ibu/bahasa daerah,
sehingga siswanya pun menjadi tidak terbiasa untuk berbicara dengan bahasa
Indonesia. Hal ini tentunya akan berpengaruh dengan kemampuan berbahasa siswa.
Kurangnya pengenalan akan kosakata-kosakata bahasa Indonesia, sehingga
berdampak pada aspek kebahasaan yang lain, seperti mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis.
2.2.3
Upaya Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,
dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
Buku
adalah jendela ilmu, begitu banyak istilah yang sering dipublikasikan untuk
mengajak semua orang untuk rajin membaca. Karena buku dan bahan bacaan lainnya
adalah sumber inspirasi untuk menggali kreasi serta potensi yang ada dalam diri
setiap individu.
Pembelajaran
bahasa Indonesia yang baik mencakup empat unsur dasar berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, serta penambahan unsur-unsur
kebahasaan dan sastra untuk melengkapi materi yang sedang dibahas. Dengan
demikian, siswa diharapkan mampu menguasai dengan baik keseluruhan kompetensi
yang telah ditetapkan dalam Standar Isi Tahun 2006.
Berdasarkan
wacana diatas, maka sebagai salah satu aspek untuk mengembangkan kemampuan
dasar berbahasa peserta didik, diantaranya adalah dengan mengaktifkan siswa
melalui kegiatan membaca, menemukan dan mengapresiasikan kebahasaan dengan
mengarahkan siswa untuk gemar membaca dan mengeksplorasi perpustakaan.
Sejalan
dengan itu, maka ketersediaan sarana perpustakaan yang layak dan represe tatif
semestinya disediakan oleh sekolah, baik melalui bantuan langsung pemerintah
maupun swadaya masyarakat sekolah lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keterkaitan Perpustakaan Sekolah dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan perpustakaan
sangat penting perannya bagi kelangsungan pendidikan. Mengingat akan pentingnya
keberadaan perpustakaan ini maka selayaknyalah keberadaan perpustakaan yang
baik dan repsentatif disediakan oleh pihak sekolah dan lembaga terkait.
Perhatian terhadap keberadaan perpustakaan sekolah sering
terabaikan. Padahal, keberadaan perpustakaan sekolah dalam upaya mendorong
tumbuhnya minat baca sangat strategis. Paling tidak ada dua sebab mengapa para
siswa perlu terus didorong agar tumbuh kegemaran membacanya.
Pertama, menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad
teknologi dan informasi, para siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas, sikap kritis, serta kesiapan untuk bersaing secara
kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua, budaya membaca yang meningkat
merupakan cermin kemajuan suatu bangsa.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan
berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi kepada para siswa
akan pentingnya pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi peningkatan minat dan
kegemaran siswa dalam membaca. Upaya ini tentunya bukan hanya tugas seorang
pustakawan, tetapi juga harus didukung terutama oleh kepala sekolah serta
guru-guru di sekolah tersebut.
Para siswa perlu diberi pemahaman yang benar tentang
fungsi perpustakaan, baik sebagai sarana edukatif, informatif, rekreatif, dan
inspiratif. Perlu pula dijelaskan tentang tata tertib mengunjungi perpustakaan,
tata cara memilih jenis buku (katalogisasi), tata cara peminjaman buku, serta
penanaman kesadaran akan pentingnya memelihara dan menjaga keutuhan buku yang
dipinjamnya.
Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengayaan
khazanah perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai pengunjung merasa
betah berada di ruang perpustakaan. Yang dimaksud khazanah perpustakaan dalam
hal ini adalah tersedianya sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor,
tape recorder, perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan sebagainya.
3.2 Upaya Peningkatan Perpustakaan Sekolah untuk Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Adapun
upaya yang dapat dilakukan untuk Peningkatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
antara lain :
1.
Program
Kegiatan Perpustakaan Sekolah
Sebagai unit
penunjang, Perpustakaan Sekolah harus selalu berupaya untuk meningkatkan
kwalitas dan kwantitas serta mengembangkan Perpustakaan menuju perpustakaan
yang mampu menyediakan informasi yang cepat dan tepat. Untuk itu sekolah harus
mengupayakan pembenahan dan peningkatan pelayanan perpustakaan. Upaya untuk
pembenahan dan peningkatan pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dapat
dilakukan melalui kegiatan :
- Pengadaan
Koleksi Pustaka
Pengadaan
koleksi perpustakaan adalah segala upaya yang dilakukan untuk menambah koleksi
perpustakaan sekolah agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Pengadaan
buku perpustakaan dapat dilakukan melalui :
- Sumbangan
Dari Pemerintah/Badan/Instansi terkait
Perpustakaan
sekolah biasanya mendapatkan buku-buku bacaan dari instansi-instansi yang
terkait dan dapat juga dari bantuan badan atau pihak lain yang berkomitmen
untuk meningkatkan pendidikan.
- Pembelian
Pengadaan
buku-buku teks dan referensi dengan jalan membeli merupakan jalan yang terbaik
karena sekolah dapat memilih buku yang benar-benar dibutuhkan oleh sekolah
maupun mencari dari internet.
- Pemberian
Atau Hadiah
Pemberian atau
hadiah buku-buku untuk perpustakaan dapat diperoleh dari siswa-siswi baru,
siswa-siswi yang naik kelas, siswa-siswi yang lulus, bahkan juga dari guru dan
karyawan.
- Tukar
Menukar
Buku-buku yang
berlebih atau kurang bermanfaat bagi suatu perpustakaan sekolah dapat
ditukarkan ke perpustakaan lain.
- Pembuatan
Sendiri
Bahan
perpustakaan dapat dibuat sendiri oleh pihak sekolah melalui :
1. Pembuatan
klipping dari koran dan majalah ataupun buletin.
2. Mengumpulkan
karya tulis dari siswa yang dinilai baik dan dapat dijadikan koleksi
perpustakaan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lingkungan sekolah,
kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, terlebih
pada pelajaran Bahasa Indonesia yang notebene adalah pembelajaran yang paling
mendasar karena untuk bisa menguasai perpustakaan tentulah aspek kebahasaannya
harus dipenuhi terlebih dahulu. Salah satunya adalah perpustakaan yang
berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Karena perpustakaan mengemban peranan
yang sangat penting. Fungsi perpustakaan akan dapat berjalan dengan baik jika
didukung oleh beberapa hal, antara lain :
- Pengembangan
koleksi buku
- Pengembangan
dan penguatan organisasi perpustakaan yang baik
- Pelayanan
yang profesional
- Penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai.
4.2 Saran
Saran
yang dapat penulis kemukakan dalam rangka upaya peningkatan pengelolaan
perpustakaan :
- Pihak
sekolah hendaknya menyediakan tenaga yang profesional khusus untuk
mengelola perpustakaan. Bukan hanya sekedar tugas tambahan yang diberikan
pada guru selaku pendidik, mengingat tugas dan tanggungan jawab guru pada
pendidikan begitu besar.
- Pihak
sekolah segera menambah koleksi buku-buku yang baru serta mengelola
perpustakaan sesuai dengan standar nasional bahkan internasional.
- Pihak
sekolah hendaknya segera menambah anggaran khusus untuk perpustakaan guna
meningkatkan sarana dan prasarana serta meningkatkan wawasan guru dan
karyawan tentang perpustakaan.
- Dengan
Perkembangan Teknologi informasi yang begitu pesat sekolah hendaknya
segera memanfaatkan teknologi informasi guna menuju perpustakaan digital (
e-library ) sesuai dengan tuntutan jaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim.
Melibatkan Siswa dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Republika, 22 Oktober
2008. (Online), (http://www.klubguru.com/index.php, diakses 10 Mei 2010)
Anang Fauzi
Purwanto. Upaya Peningkatan Pengelolaan Dan Pelayanan Perpustakaan. (Online),
(Email: mts_hidayat.prob@yahoo.co.id)
Aroem Andajani. 2008. Peran
Perpustakaan Sekolah Dalam Ikut Serta Pada Kegiatan Pendidikan Pustakawan
Penyelia. Ruang Baca Fakultas Teknologi Kelautan – ITS. (Online),
(www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Darmono. 2007.
Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar (Online), (e-mail:
plaza_mlg@yahoo.com, diakses 19 Maret 2010)
Dedi Djunaedi.
Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan Sekolah. (Online),
(http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/home, diakses 10 Mei
2010)
Dwiza Ayuna
S.Sos. Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah Upaya Meningkatkan Minat Baca
Siswa. (Online), (http://padang-today.com/index.php, diakses 10 Mei 2010)
Hanifah, dkk.
(2006). Courseparck on Teacher Librarianship (Terjemahan). Yogyakarta : Jurusan
IPI Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga. (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18
Maret 2010)
Hari Santoso. 2007. Promosi Sebagai Media Pemberdayaan
Perpustakaan Sekolah. Jurnal Perpustakaan Sekolah. Tahun 1 - Nomor 1 -
April 2007. (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Heri Abi
Burachman Hakim. Perpustakaan Sekolah Sarana Peningkatan Minat Baca. (Online),
(http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/index.php, diakses 10 Mei 2010)
Hernandono. 2005. Meretas Kebuntuan
Kepustakawanan Indonesia Dilihat Dari Sisi Sumber Daya Tenaga Perpustakaan.
Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan Utama. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI). (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010),
Hernowo. Agar
Perpustakaan Tak Jadi Kuburan (Online), ( http://www.mizan.com/portal/template/BacaArtikel/kodeart/1031,
diakses 10 Mei 2010)
Ibrahim Badafal.
(1999). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Mayoga.
(Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Kompas 20-11-07.
Kembangkan Perpustakaan Sulit, Sekolah Bisa Membangun Budaya Baca. (Online),
(www.kompas.com, diakses 8 Maret 2010)
Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI). Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Online), (www.pnri.go.id,
diakses 18 Maret 2010)
Rohanda,
Drs. Msi. 2000. Fungsi Dan Peranan
Perpustakaan Sekolah. Makalah disampaikan dalama rangka seminar sehari Ikatan
Pustakawan Indonesia. (Online), (www.pnri.go.id, diakses 18 Maret 2010)
Undang Undang
No. 43/2007 tentang Perpustakaan. (Online), (www.depdiknas.go.id, diakses 17
Maret 2010)
Yunus S.P.;M.Si. Perpustakaan Sekolah
Bukan Tempat Penyimpan Buku. (Online), (Email : bacapustaka@yahoo.com, diakses
17 Maret 2010)
_____________.
Pemberdayaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah (Online),
(http://perpustakaansditlh.multiply.com/, diakses 10 Mei 2010)
No comments:
Post a Comment