1. Kemampuan
Dasar Dalam Kegiatan Membaca
Membaca
adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
reseftif. Artinya yang bersifat menekan. Dalam kegiatan ini, ada dua jenis
kegiatan membaca, yaitu membaca dalam hati dan membaca bersuara.
A. Membaca
Dalam Hati
Membaca
dalam hati, yaitu kegiatan membaca yang hanya mengandalkan kemampuan visual,
pemahaman serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau
menggerakkan bibir. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita melakukan
kegiatan membaca misalnya membaca koran, majalah, buku-buku atau mungkin
sekedar membaca teks terjemahan sebuah film. Coba kita bayangkan jika kita
berada diruang tunggu pelabuhan udara, dengan mengisi waktu membaca koran
dengan suara yang nyaring. Apa yang akan terjadi ? Pastilah semua orang yang
berada diruangan itu akan menoleh kearah kita dan menyangka atau menganggap
kita gila. Dalam hal ini, bahwa membaca dalam hati jauh lebih baik dibandingkan
dengan yang bersuara. Artinya membaca dalam hati tidak akan mengganggu
pendengaran orang lain dan membaca dalam hati jauh lebih baik dan lebih cepat
dibandingkan dengan membaca bersuara.
Menurut
Tarigan (1993 : 30-31) secara garis besar kita dapat membedakannya atas dua
jenis kegiatan membaca, yaitu membaca ekstensis dan membaca intensif. Membaca
ekstensif yaitu suatu program membaca yang dilakukan secara luas. Dalam kegiatan
membaca ekstensif tergolong jenis membaca survei (survei reading) yaitu membaca
dengan memberi batas yang jelas terhadap wacana, membaca sekilas (skimming)
yaitu membaca yang dilakukan dengan sangat cepat untuk mendapatkan informasi
khusus dalam bacaan, membaca dangkal (superficial reading) yaitu membaca hanya
beberapa bagian saja. Sedangkan membaca intensif yaitu suatu program kegiatan
membaca yang dilakukan secara seksama. Membaca intensif merupakan salah satu
upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Dalam
kegiatan membaca intensif yang tergolong di dalamnya adalah membaca telaah isi
dan membaca telaah bahasa. Dimana membaca telaah isi terdiri dari jenis membaca
teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide. Sedangkan membaca
telaah bahasa terdiri atas membaca bahasa dan membaca sastra.
(1) Membaca
Wacana Informatif
Dalam situasi kita menghadapi sumber informasi yang melimpah, kita
dituntut memiliki kemampuan memilih bahan bacaan dengan cepat serta
berkemampuan membaca cepat pula. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi
membaca antara lain :
a. Membaca
Memindai
Membaca memindai adalah membaca dengan cepat suatu
bahan bacaan untuk mendapatkan suatu kesan awal atau untuk menemukan sesuatu
yang kita cari yang mungkin terdapat di dalamnya. Contohnya : ketika
mengunjungi perpustakaan, kita sering kali membaca dengan cepat judul-judul
buku dalam kartu-kartu katalog, serta kode buku yang terpajang di rak sebelum
kita mengambil salah satu buku diantaranya. Setelah kita menemukan judul buku
tersebut, kita berpikir apakah buku yang kita cari sesuai dengan kebutuhan
kita. Maka dari itu kita melakukan survei terhadap buku itu dengan membaca
identitas buku, halaman depan buku, daftar isi, indeks dan beberapa halaman
bagian dalam buku tersebut. Setelah itu kita dapat menyimpulkan bahwa buku
tersebut sesuai dengan kebutuhan kita atau tidak.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
terdapat dua jenis membaca memindai yaitu scanning dan skimming.
1)
Scanning yaitu keterangan
membaca yang bertujuan memerlukan informasi khusus dengan sangat cepat.
Contohnya menemukan kata dalam kamus. Kita hanya perlu huruf pertama, kedua,
dan berikutnya.
2)
Skimming yaitu kemampuan
memproses teks dengan cepat guna memperoleh gambaran umum mengenai teks
tersebut.
Dapat dikatakan bahwa skimming menuntut pembaca sekurang-kurangnya memiliki
pengetahuan mengenai organisasi teks pengetahuan leksikal, kemampuan menemukan
ide pokok dari suatu bacaan. Seseorang dapat dikatakan sebagai pembaca skimming
yang baik bila dapat memproses teks yang berisi sekitar 800 kata dalam satu
menit.
b. Membaca
Pemahaman
Membaca pemahaman yaitu membaca yang merujuk kepada
jenis kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian
tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang
lebih luas tentang sesuatu yang dibaca. Kegiatan membaca ini biasa disebut
dengan istilah membaca teliti. Konsep membaca pemahaman ada yang dilakukan
dengan cara prabaca (previewing) dimana kegiatan prabaca akan memberikan
pemahaman awal kepada kita mengenai bahan bacaan yang dihadapi. Beberapa
manfaat dalam melakukan prabaca (previewing) antara lain :
(1)
Prabaca dapat memungkinkan
pembaca mengetahui jenis bahan bacaan yang dihadapi, konteks pembahasan,
topik/tema bahan bacaan, tingkat kesulitan dan organisasi bahan bacaan.
(2)
Dengan menyadari topik/tema
bahan bacaan yang dihadapi, pembaca akan mengaktifkan latar belakang
pengetahuan yang telah dimilikinya. Artinya pembaca akan lebih mudah menangkap
makna dari teks yang dibaca.
(3)
Kegiatan prabaca dapat
menumbuhkan kesadaran bagi pembaca bahwa guna menangkap makna dari suatu bacaan.
Setelah melakukan prabaca, maka
kita melakukan kegiatan pendugaan (predicting) mengenai isi bacaan. Ketika kita
melakukan dugaan, kita berupaya agar mendapatkan informasi salah satunya jenis
bahan bacaan yang akan kita baca, apakah berupa laporan, artikel dan lainnya.
(2) Membaca
dengan Kecepatan Bervariasi dan Menandai Bahan Bacaan
Setelah tahap prabaca dan pendugaan dilalui, dalam
membaca untuk tujuan pemahaman, kita akan menggunakan kecepatan yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, kita harus memberi tanda-tanda
tertentu pada bahan bacaan.
(3) Membuat
Rangkuman
Kegiatan membaca pemahaman akan lebih baik jika
diakhiri dengan menulis sebuah rangkuman dan catatan mengenai teks yang telah
dibaca.
B. Membaca Bersuara
Merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pembaca bersama-sama dengan pendengar untuk
menangkap informasi dari suatu bacaan atau untuk menikmati bacaan. Dimana
membaca bersuara mensyaratkan kita untuk melafalkan kata demi kata, kalimat
demi kalimat dari bahan bacaan dengan pengucapan intonasi. Selain membaca
bersuara merupakan aktivitas yang dilakukan ketika murid belajar membaca.
Membaca bersuara pun mempunyai peran penting bagi orang-orang yang menggeluti
profesi tertentu seperti pembaca cerita, hakim, presiden, dan profesi lainnya.
Kegiatan Belajar 2
2. Kemampuan
Lanjut Dalam Kegiatan Membaca
A.
Membaca
Naskah Pidato
Dalam
berpidato, ada 2 metode persiapan tertulis :
v Pertama, melakukan persiapan dengan hanya mencatat garis besar materi
yang akan disampaikan dalam sebuah pidato.
v Kedua, melakukan persiapan pidato dengan menyiapkan naskah pidato secara
lengkap.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membacakan sebuah naskah pidato yaitu :
(1)
Sebelum membaca suatu naskah
pidato secara nyaring, hendaklah naskah tersebut dipahami terlebih dahulu,
dengan cara membacanya dalam hati.
(2)
Berupaya menggunakan bahasa
tubuh yang tepat, terutama memelihara kontak mata dengan pendengar ketika
membacakan naskah pidato.
Di samping itu, pemahaman terhadap
suatu naskah pidato sangat diperlukan agar ketika membacakannya secara nyaring,
dapat dipilih intonasi, tekanan dan tempo suara yang tepat. Jadi, dalam
membacakan suatu naskah pidato ataupun naskah berita, kita harus memanfaatkan
kemampuan dalam mengolah suara, yang meliputi intonasi, tekanan, tempo, volume,
dan warna suara.
Kemudian, dalam membaca karya
sastra, seseorang harus memahami tiga hal/tiga jenis kode yang harus dikuasai,
yaitu :
(1)
Kode bahasa
(2)
Kode sastra
(3)
Kode budaya
Tanpa
pemahaman terhadap tiga hal tersebut, pembaca tidak akan dapat memahami dan
menikmati karya sastra yang dibaca.
Dari
uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca sangatlah penting bagi
kehidupan kita. Dengan membaca kita bisa mengetahui banyak informasi-informasi
yang berkembang di dunia ini dan dengan membaca pula bertambah pula wawasan
yang luas.
No comments:
Post a Comment