MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA
DISUSUN OLEH :
? ARDI
HIDAYAT
? AGUS
ERI SETIAWAN
MADRASAH ALIYAH NEGERI
TOMINI
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tata Surya adalah
kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari
dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan
benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya dibagi
menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet luar,
dan dibagian terluar adalah sabuk kuiper dan piringan terbesar. Enam dari
delapan planet dan tiga dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami yang biasa disebut dengan bulan. Contoh : bulan atau satelit alami bumi.
Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri
dari debu dan partikel lain. Itulah sedikit gambaran tentang Tata Surya. Tetapi
bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang ? Bagaimana awal mula
terbentuknya Tata Surya ? Apa yang menarik tentang Tata Surya ?
pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul di sekitar kita dan saya akan mencoba
menjawab lewat makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
membuat makalah yang berjudul “Bumi dan Tata Surya” dengan harapan dapat
membantu para pembaca. Dengan adanya makalah ini bukan berarti benda langit
hanya itu saja tetapi masih ada banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh
indera manusia sehingga kita harus banyak belajar agar dapat menemukan benda
langit yang baru.
B. Rumusan
Masalah
v Bagaimana
asal-usul Tata Surya ?
v Bagaimana
sejarah penemuan Tata Surya ?
v Bagaimana
penyusunan Tata Surya ?
C. Tujuan
Penulisan
v Mengetahui
asal-usul Tata Surya.
v Mengetahui
sejarah Tata Surya.
v Mengetahui
susunan Tata Surya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal-usul
Tata Surya
Banyak ahli telah
mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya :
v Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh
Emanuel Swedenberg (1688-1772) Tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant
(1724-1804) pada Tahun 1775 Hippotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre
Marquis de Laplace secara independen pada Tahun 1796. Hipotesis ini yang lebih
dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal,
Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan
gas yang disebut Nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya
gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya
gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit
berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka.
v Hipotesis Planetisimal
Hipotesis
Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R.
Moultan pada Tahun 1990. Hipotesis Planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya
kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan
matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan
terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal
matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang
mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit
mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka
sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek
tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan,
sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
v Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang
surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James
Jeans pada Tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang
lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan
bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka yang kemudian
terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harrold Jeffreys Tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang demikian itu
hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russel mengemukakan keberatannya atas hipotesis
tersebut.
v Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom belanda yang bernama G.P Kuiper (1905-1973) pada Tahun 1950.
Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
v Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada Tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
B.
Sejarah
Tata Surya
Lima planet terdekat ke
matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata
telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama ini untuk masing-masing
planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia lebih tajam dalam mengamati benda langit yang tidak
bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop galileo bisa mengamati
lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan venus,
seperti venus sabit atau venus purnama sebagai akibat perubahan posisi venus
terhadap matahari. Penalaran venus mengitari matahari makin memperkuat teori
Heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan bumi, yang
sebelumnya dibahas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1643). Susunan Heliosentris
adalah matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus. Teleskop Galileo
terus disempurnakan oleh ilmuan lain seperti Crystian Huigens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi –
Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit dan perhitungan hubungan satu dengan yang
lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum kepler. Dan puncaknya,
Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda
langit selanjutnya. Pada 1781, William Herscel (1738-1822) menemukan uranus.
Perhitungan cermat orbit uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang
mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata
tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Para astonom kemudian menemukan
sekitar 1000 objek kecil kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut
objek Trans-Neptunus), yang juga mengelilingi matahari. Disana mungkin ada
sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek sabuk kuiper (sabuk
kuiper adalah bagian dari objek-objek Trans-Neptunus). Belasan benda langit
termasuk dalam objek sabuk kuiper diantaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002),
Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta,
Pallas, Hygiea, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003EL61 cukup
menghebohkan karena objek sabuk kuiper ini diketahui memiliki satelit pada
Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari pluto.
Dan puncaknya adalah
penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya
Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
C.
Susunan
Tata Surya
Tata Surya adalah susunan
benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan
planet-planet, meteorid, komet, serta serta asteroid yang mengelilingi
matahari. Susunan Tata Surya terdiri atas matahari, delapan planet,
satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit
yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut
revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar
planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar
planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi, benda-benda langit
juga berputar pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali
berotasi disebut kala rotasi.
1. Matahari
Matahari merupakan pusat Tata Surya yang berupa bola
gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi
galaksi bima sakti. Suhu permukaan matahari 6000 derajat celcius yang
dipancarkan keluar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti
sebesar 15-20 juta derajat celcius.
2. Planet
a.
Planet
Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat
dengan matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak
mempunyai hawa. Garis tengahnya 4500 km, lebih besar dari pada garis tengah
bulan yang hanya 3160 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di
Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti
panjang siang harinya 28 hari lebih demikian juga malam harinya. Merkurius
mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
b.
Planet
Venus
Planet ini lebih kecil dari bumi. Venus menempati
urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal dengan bintang
kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Rotasi venus ± 247
hari, dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 Tahun
Venus adalah 225 hari.
c.
Planet
Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan
matahari. Ukuran besarnya hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640
km. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149 km juga. Bumi mengadakan
rotasi 24 jam, berarti hari bumi ± 24 jam.
1) Gerak
Rotasi Bumi
Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi
bumi. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur.
Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di
Jawa. Satu kali rotasi bumi menjalani 3600 yang ditempuh selama 24 jam.
2) Akibat
Rotasi Bumi
ü Adanya
gerak semu harian dari matahari
ü Pergantian
siang dan malam
ü Penyimpangan
arah angin, arus laut
ü Penggelembungan
di khatulistiwa dan pemetaan di kedua kutub bumi
ü Timbulnya
gaya sentifugal
ü Adanya
dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
ü Perbedaan
waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
3) Gerak
Revolusi dari Bumi
Selama mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring
dengan arah yang sama terhadap bidang ekkiptika. Kemiringan sumbu bumi ini
besarnya 230 terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi
ialah :
ü Pergantian
empat musim
ü Perubahan
lamanya siang dan malam
ü Terlihatnya
rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan lintasan bumi dalam
revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
4) Gaya
Gravitasi Terrestrial dari Bumi
Bumi kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat.
Gaya tarik bumi ini dinamakan gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di Bumi
ini memiliki bobot karena pengaruh gaya gravitasi tersebut. Gaya gravitasi
terrestrial inilah yang menahan semua materi yang ada dibumi serta atmosfernya hingga
tidak hilang melayang ke alam semesta. Kita telah mengenal waktu satu hari satu
malam yang lamanya 24 jam. Waktu 24 jam ini adalah sehari semalam solar
(matahari) berdasarkan gerak semu matahari dalam membuat satu revolusi lengkap.
d.
Planet
Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya
mengandung banyak besi oksigen, hingga kalau oksigen masih ada jumlahnya sangat
sedikit.
Pada permukaan planet ini di dapatkan warna-warna
hijau, biru dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang masa tahun. Mars
mempunyai dua satelit atau bulan yaitu phobus dan daimus. Jarak planet Mars dan
Matahari adalah 226,48 km juga. Garis tengahnya adalah 6272 km dan revolusinya 1,9
tahun. Rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang dikirim oleh satelit
Mariner IV di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es
yang diperkirakan mengandung banyak air itu tidak lebih merupakan lapisan salju
yang sangat tipis.
e.
Planet
Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar. Berdasarkan
analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan amoniak banyak,
serta mengandung gas hidrogen. Yupiter mempunyai kurang lebih 14 satelit atau
bulan. Planet yupiter bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10 jam.
Oleh karena gaya gravitasinya yang sangat kuat, yupiter mempunyai 12 satelit
(bulan) dan 3 darinya beredar berlawanan arah dengan 9 lainnya.
f.
Planet
Saturnus
Saturnus mempunyai massa jenis yang sangat lebih
kecil dari pada air yaitu 0.75 g/cm3, sehingga akan terapung di air.
Ternyata planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu
rata-rata 1030 C. Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar
disebut Titan, yang lain disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9
satelit lainnya.
g.
Planet
Uranus
Uranus memiliki 5 satelit. Berbeda dengan planet
yang lain, Uranus arah gerak rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari
adalah 2860 juta km dan mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya
10 jam 47 detik. Besar Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah
50.560 km. Berdasarkan pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986
Uranus memiliki 14 buah satelit.
h.
Planet
Neptunus
Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya
disebut Titron. Satelit Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi
Neptunus. Jarak ke matahari 44.790 km, mengelilingi matahari dlam 165 tahun
sekali putar.
3. Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani yaitu Kometes yang
artinya berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang
mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es
yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong dari pada orbit planet. Komet menyemburkan
gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet yaitu :
a. Inti
komet, yaitu bagian komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan gas.
b. Koma,
yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
c. Ekor
komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan
astronomi (ISA=jarak antara bumi dan matahari). Arah ekor komet menjauhi
matahari.
Kebanyakan komet tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, tapi harus dengan menggunakan teleskop. Komet yang terkenal adalah
komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul setiap 76
tahun sekali. Komet sering disebut bintang berekor.
4. Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan
planet-planet yang terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut
juga planet planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang
pertama adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia).
Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati bumi dengan orbit yang
berbentuk lonjong.
5. Meteoroid
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil yang sangat
banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung
unsur besi dan nikel yang masuk ke atmosfer karena pengaruh gravitasi bumi.
Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis
terbakar sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Sedangkan batuan yang
tidak habis terbakar dan sampai ke bumi disebut Meteorid.
6. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi.
Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan
dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan
demikian bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada
di dalam Tata Surya tersusun secara rapi. Selama bergerak, benda-benda itu
tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi karena adanya gaya gravitasi pada
masing-masing benda langit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang
menyebabkan gerakan benda-benda langit teratur adalah gaya gravitasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Ada beberapa hipotesis
yang menyatakan asal usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang,
Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata Surya
diawali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga
ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dan
Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan benda-benda langit
dan hubungan satu dengan benda yang lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan
planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga
mempunyai satelit. Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri
atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek dan terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173
satelit alami yang telah diidentifikasi dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,
komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam,
sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan dibagian terluar ada sabuk kuiper
dan piringan terbesar.
B.
Saran
Sebaiknya semua pihak
mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya
itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ngada atau merekayasanya.
Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Haryanto.
1999. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta
: Erlangga.
Wikipedia.net
http://www.scrib.com
No comments:
Post a Comment