ETIKA PERGAULAN DALAM
ISLAM
Diajukan kepada Madrasah Aliyah Negeri
Tomini untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam
mengikuti
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah
(US)
guna memperoleh Ijazah tahun
pelajaran 2012-2013
Oleh:
SETIAWAN
NIS : 132
JURUSAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI TOMINI
2012-2013
HALAMAN PENGESAHAN
Karya
tulis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Sekolah
(US)/Ujian Nasional (UN), guna mendapatkan Ijazah di MAN Tomini Tahun Pelajaran
2012/2013.
Disetujui
pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
SLAMET
SUPRIHATIN, S.Pd.I
NIP. 19810309
200604 1 019
|
Mengetahui
Kepala MAN Tomini
Drs. JUFRI
MASALIHU
NIP. 19680709
199603 1 002
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat serta pengikutnya yang tetap istiqamah menjalankan ajarannya.
Adapun tujuan dari
penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai tugas pokok dan persyaratan untuk
mengikuti ujian akhir yaitu UN/US di Madrasah Aliyah Negri Tomini tahun
pelajaran 2012/2013. Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Dan tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua
orang tua yang telah membesarkan, memimbing dan memberikan pengorbanan yang
cukup besar baik moral maupun materil untuk menimba ilmu pengetahuan di
Madrasah Aliyah Negeri Tomini.
2. Bapak
Drs. Jufri Masalihu, selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tomini yang telah
memberikan dan menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
3. Ibu
Slamet Suprihatin, S.Pd. I selaku guru pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan serta masukan dalam pembuatan karya ilmiah
ini.
4. Bapak
dan Ibu guru MAN Tomini yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran mencurahkan tenaga dan mentransfer berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.
5. Semua
pihak yang memberi motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya ilmiah ini.
Semoga seluruh amal dan
kebaikan yang telah kita lakukan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi
Allah SWT. Amin ... !
Sumber Agung, 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN
PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan
dan Batasan Masalah ................................................... 1
1.3 Hipotesi
....................................................................................... 2
1.4 Pengertian
Judul .......................................................................... 2
BAB
II PERGAULAN-PERGAULAN DI DALAM ISLAM
2.1 Pergaulan
Sesama Muslim .......................................................... 4
2.2 Pergaulan
dengan Non Muslim ................................................... 5
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.................................................................................. 8
3.2 Saran-saran
.................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Adapun latar belakang masalah ini adalah adanya perbedaan pergaulan
seorang muslim pada zaman sekarang dengan zaman dahulu. Pergaulan-pergaulan
seorang muslim berlandaskan atas persaudaraan karena seringnya silaturahmi
antar sesama muslim dan belum masuknya budaya-budaya barat ke negara Indonesia
sehingga menyebabkan persatuan dan kesatuan umat muslim sangat erat.
Pada zaman sekarang atau zaman serba modern kurangnya silaturahmi dan
pengaruh dari budaya barat maka persaudaraan atau pergaulan-pergaulannya menyebabkan
tidak adanya persatuan dan kesatuan.
Adapun dilihat dari pergaulan-pergaulan sesama muslim di Indonesia ini
banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat dari sesama muslim
itu sendiri yang tidak sadar bahwa perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan itu
melanggar dari pada hukum negara dan bertentangan dengan nilai-nilai agama.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan dan
batasan masalah pada karya ini dibentuk karena dilihat dari adanya berbagai
macam masalah yang terjadi pada pergaulan
sesama muslim dan pergaulan muslim terhadap non muslim.
1. Apakah
penyebab-penyebab terpecahnya hubungan persaudaraan antar umat beragama.
2. Apa
yang harus disiapkan umat Islam dalam menghadapi masuknya budaya-budaya barat.
3. Apakah
dampak negatif masuknya budaya-budaya barat ke Indonesia pada ajaran sekarang.
Rumusan dan batasan masalah ini dibuat untuk
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam latar belakang permasalahan.
1.3 Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas
dalam karya ilmiah ini. Berikut ini merupakan hipotesis yang dimaksud.
1. Penyebab
terpecahnya hubungan persaudaraan antar umat beragama adalah karena kurangnya
solidaritas antar umat bergama itu sendiri atau karena adanya buruk sangka
saling mengolok-olok, mencari-cari kesalahan orang lain, memanggil saudara atau
orang lain dengan panggilan yang buruk dan kurangnya silaturahmi.
2. Diperkuatnya
hubungan persaudaraan antar umat beragama dan ditanamnya nilai-nilai keagamaan
dalam umat Islam.
3. Dampak
negatifnya adalah menimbulkan perpecahan diantara masyarakat, dapat meruntuhkan
nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat.
1.4 Pengertian
Judul
Untuk memahami
pengertian judul karya ilmiah ini, maka terlebih dahulu penulis menguraikan
kata-kata yang terdapat pada judul karya ilmiah ini agar tidak terjadi
kesimpang siuran dalam memahami karya ilmiah ini.
1.
Etika adalah akhlak atau perilaku
seseorang.
2.
Pergaulan adalah hubungan interaksi
seseorang dengan orang lain dan lingkungannya.
3.
Islam adalah salah satu agama yang
dianut oleh masyarakat Indonesia dan mempunyai hukum dan nilai-nilai tertentu.
Jadi pengertian dari “Etika Pergaulan dalam Islam”
adalah akhlak atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain
berdasarkan atas nilai-nilai keagamaan.
BAB II
PERGAULAN-PERGAULAN
DALAM ISLAM
2.1 Pergaulan
Sesama Muslim
Pergaulan-pergaulan
sesama muslim itu diatur dalam Al-Qur’an seperti terdapat pada surah Al-Hujarat
ayat 10 :
$yJ¯RÎ)
tbqãZÏB÷sßJø9$#
×ouq÷zÎ)
(#qßsÎ=ô¹r'sù
tû÷üt/
ö/ä3÷uqyzr&
4
(#qà)¨?$#ur
©!$#
÷/ä3ª=yès9
tbqçHxqöè?
Artinya
:
“Orang-orang
beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.”
Persaudaraan
adalah merupakan kunci kesuksesan bagi kita manakala hendak menciptakan dan
melestarikan tata kehidupan masyarakat yang baik. Dalam sejarah mencatat adanya
nilai positif atau manfaat yang ditimbulkan oleh persaudaraan dan persatuan
tersebut, yakni upaya Nabi Muhammad SAW untuk mempersatukan antara kaum
Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman mereka, dipererat
dengan mempersaudarakan mereka kepada kaum Anshar menolong dengan ikhlas dan
tidak memperhitungkan keuntungan-keuntungan yang bersifat materi melainkan
hanya karena mencari keridhaan Allah SWT.
Sebaliknya
sejarah juga mencatat bahwa perpecahan atau tidak adanya persatuan, menyebabkan
kaum muslimin di Afganistan menjadi lemah dan mudah dikoyak-koyak oleh
musuh-musuh Islam, ini jelas sisi negatif yang ditimbulkan oleh tidak adanya
persaudaraan tersebut.
Oleh karena itu,
tepatlah suatu pepatah mengatakan “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.
Demikian pula satu iktibar (gambaran) menerangkan secara tepat manakala seorang
(muslim) yang berdiri sendiri laksana batang lidi, maka ia akan mudah
dipatahkan lain halnya jika ia berdiri secara bersama-sama dalam suatu
persaudaraan laksana seratus atau seribu batang lidi yang tersatukan dalam satu
ikatan, maka sangat berat untuk dipatahkan oleh suatu kekuatan hebat manapun.
Untuk mendukung suasana persaudaraan yang kokoh diantara kaum
muslimin tersebut, maka diperlukan suatu akhlak atau moral yang melandasi sikap
dan perilaku mereka, yakni sikap dan perilaku yang saling menghargai satu sama
lain dan tidak saling mencela, menyalahkan dan menganggap rendah pihak lain.
Berkaitan dengan ini sangat penting bagi umat Islam untuk memahami pentingnya
pergaulan sesama muslim yang baik.
2.2 Pergaulan
dengan Non Muslim
Allah SWT
mengatur tata hubungan sosial kemasyarakatan antara orang-orang mukmin dengan
non mukmin.
Tujuan tata
hubungan sosial itu adalah untuk menciptakan masyarakat yang terintegrasi dalam
wadah sosial yang pokok disebutkan dalam sosiologi bahwa pada kehidupan
masyarakat sangat mungkin timbul adanya pertentangan-pertentangan sosial,
disamping juga bisa muncul integrasi masyarakat, terkait dengan
pertentangan/integrasi menurut sosiologi. Hal ini disebabkan oleh kepentingan
yang pada hakikatnya awalnya merupakan kepentingan individu.
Berkenan dengan kehidupan
sosial keagamaan disintegrasi dalam kehidupan antar umat beragama bisa
disebabkan terutama sekali oleh prasangka-prasangka itu sendiri muncul
disebabkan oleh salah satunya oleh perbedaan keyakinan agama. Beberapa
diantaranya dapat dicontohkan seperti konflik di Irlandia (Protestan dan
Katolik), perang Afganistan (Suni Taleban/Safali dan Syirah) dan konflik saudara
di Libanon (Islam dan Kristen).
Namun
disintegrasi tersebut tidaklah sulit untuk diatasi asalkan anggota masyarakat
(antar pemeluk keyakinan dan agama) itu bersikap lapang dada dan terbuka juga
perlu pula ditumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan persaudaraan (solidaritas)
diantara umat beragama.
Dengan
menunjukkan sifat positif sesuai dengan hukum dan ajaran Allah, umat Muslim dapat mengembangkan
potensinya, potensi sebagai orang Islam, potensi sebagai masyarakat muslim dan
potensi ajaran Islam kepada mereka yang bukan Islam, dengan demikian
orang-orang Islam dapat melaksanakan dakwah dengan hikmah kebijaksanaan dan
contoh tauladan yang baik.
Tidak ada
larangan bagi umat-umat Islam berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memusuhi orang-orang Islam karena agama atau keyakinan
dan terhadap orang-orang yang tidak mengusir orang-orang Islam dari negerinya
sendiri.
Sikap positif
dan proporsional itu merupakan dasar pembinaan kerukunan antar umat beragama.
Perbedaan agama dan keyakinan adalah bukan untuk menjadi penghalang untuk hidup
rukun dikalangan warga masyarakat yang berbeda agama. Berbuat baik dan
berperilaku adil adalah perbuatan terpuji, dapat dilakukan kepada siapa saja
termasuk kepada orang-orang non muslim dan kemudian yang dilarang Allah SWT
yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan antara orang-orang Islam dan non
Islam adalah menjadikan mereka orang-orang yang memerangi orang Islam karena
agama dan mengusir orang-orang Islam yang dari negerinya sendiri sebagai teman.
Dalam hal ini Allah SWT memperingatkan bahwa barang siapa yang menjadikan
mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang dzalim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya ilmiah ini yaitu :
1. Allah SWT memerintahkan agar memelihara atau
mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan orang-orang mukmin sebagaimana
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau dan kaum Muhajirin Hijrah ke
Madinah.
2. Orang-orang mukmin harus memperbanyak silaturahmi
agar mempererat persaudaraan.
3. Orang mukmin tidak boleh saling mengolok-olok,
berburuk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, memanggil saudara atau
teman dengan panggilan buruk dan menggunjing sebab perbuatan-perbuatan tersebut
akan menyebabkan perpecahan atau permusuhan.
4. Perbedaan keyakinan bukan penghalang bagi kita untuk
mewujudkan kerja sama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dikalangan warga
masyarakat yang berbeda agama atau keyakinan.
5. Allah SWT tidak melarang orang-orang Islam berbuat
baik, berperilaku adil dan berteman dengan orang-orang non muslim selagi mereka
tidak memerangi dan mengusir orang lain.
6. Orang-orang Islam dilarang menjadikan orang-orang
non muslim yang memerangi dan mengusir orang-orang Islam sebagai kawan.
3.2 Saran-saran
Kuatnya iman dan berperilaku baik atau berbuat baik dapat memperkuat
persaudaraan, persatuan dan kesatuan antar sesama muslim, antar masyarakat,
antar orang-orang muslim, antar bangsa, antar orang-orang Islam dan non Islam
akan memperkuat persaudaraan antar bangsa atau negara seperti negara Indonesia
dan Malaysia.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. H. Moh Amin. Qur’an
Hadits I. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Universitas Terbuka. 1995.
Drs.H. Abdul Muthalib. Sejarah
Kebudayaan Islam I. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Universitas Terbuka. 1995.
Drs.M. Badri Rasyidi, Drs.
H. Paraba, Drs. H. Hamdani. Pendidikan Islam ARMICO. Bandung : 1994.
H. Zaenal Abidin, S.Pd. Qur’an
Hadits. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Jakarta : 2002.
No comments:
Post a Comment