MENGAMATI PERKEMBANGBIAKAN
KATAK (Rana
cancrivora)
KARYA ILMIAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI
PERSYARATAN DALAM MENEMPUH UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH
Oleh:
FAJAR HIDAYAT
NIS : 11. 1746
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MADRASAH ALIYAH NEGERI TOMINI
2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian
Sekolah (US)/Ujian Nasional (UN), guna mendapatkan Ijazah pada Madrasah Aliyah Negeri Tomini Tahun Pelajaran 2013/2014.
Disetujui
pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala
MAN Tomini
SULJAMI
EDY, S.Pd
NIP.
19730925 200212 1 002
|
Pembimbing
DJULIANI, S.Pd
NIP. 19720714 200312 2 001
|
KATA
PENGANTAR
Sepatutnyalah kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “MENGAMATI PERKEMBANGBIAKAN Rana cancrivora” yang mana dalam
penyusunannya dilakukan dengan cara memanfaatkan buku yang tersedia di
perpustakaan sekolah. Dan shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah berjasa menghantarkan umat manusia menuju akhlak
yang mulia.
Dalam penyajian laporan
ini kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam susunan kata ataupun kalimatnya
tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan, walaupun hal itu tidak kami
hendaki sehingga wajarlah jika laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan ataupun saran yang bersifat
membangun dari para pembaca dan pembimbing kami demi kesempurnaan karya ilmiah
ini pada tahapan berikutnya. Namun demikian, beruntung ada pihak yang bersedia
membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, kami selaku penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini, dan terutama
kepada :
1. Kedua
orang tuaku yang telah mendukung dan mau membantu.
2. Bapak
Suljami Edy, S.Pd. selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tomini yang telah membantu
menyediakan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar siswa.
3. Ibu
Djuliani, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana yang selalu memberikan
masukan-masukan hingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah ini.
4. Para
Dewan Guru dan seluruh Staf Tata Usaha yang telah bersedia memberikan bantuan
serta sarannya kepada kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Seluruh
teman kelas XII IPA yang telah banyak membantu dalam penyusunan karya ilmiah
ini.
Akhirnya penulis
harapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk semuanya dan semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang lebih baik pada mereka yang telah memberikan bantuan
dan menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amin .... !
Tinombala,
Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN
PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan
Penelitian ......................................................................... 2
1.4 Waktu
dan Tempat ...................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
BAB
III METODE PENELITIAN ................................................................. 5
3.1 Alat
dan Bahan ............................................................................ 5
3.2 Cara
Kerja .................................................................................... 5
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 6
4.1 Hasil
Penelitian ............................................................................ 6
4.2 Pembahasan
................................................................................. 6
BAB
V PENUTUP ......................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan
.................................................................................. 8
5.2 Saran
............................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... 9
LAMPIRAN
...................................................................................................... 10
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hewan
atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme yang
diklasifikasikan dalam kerajaan animalia atau metazoa adalah salah satu dari
berbagai makhluk hidup di bumi sebutan lainnya adalah fauna dan marga satwa.
Hewan
terdiri dari dua macam invebrata dan vebrata. Invebrata adalah hewan yang
memiliki tulang belakang. Hewan invebrata mencakup semua hewan kecuali hewan
yang memiliki tulang belakang, hewan ini memiliki dapat menjumpai di darat, air
tawar, maupun di laut hewan invebrata ini terdiri dari beberapa filum yaitu :
filum porifera, filum coelenterate, filum platyhelmenthes, filum
nemathelminthes, filum annelid, filum molusca, filum echinodermata, filum
antropoda, filum chordate.
Vebrata
adalah subfilum dari chordate, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna
dibandingkan dengan hewan invebrata. Hewan vebrata memiliki tali yang merupakan
susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dari otak. Tali ini tidak dimiliki
oleh hewan invebrata dalam memenuhi kebutuhannya hewan vebrata telah memiliki
system kerja sempurna peredaran darah berpusat
organ jantung dengan pembuluh menjadi salurannya. Hewan vebrata ini terdiri
atas 5 kelas yaitu : kelas pisces (ikan), kelas mamalia, kelas reptilia, kelas
aves (burung), kelas amphibi.
Amphibi
merupakan hewan dengan kelembapan kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut mampu hidup di air dan di darat. Amphibian berasal dari bahasa Yunani
yaitu amphibi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup, karena itu amphibi
dapat diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam contohnya R. Cancrivora.
R.
Cancrivora sangat penting bagi ekosistem yaitu
R. Cancrivora sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat
pencemaran lingkungan pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi R.
Cancrivora yang ditemukan di daerah tersebut. Latar belakang penggunaan R.
Cancrivora sebagai indikator lingkungan karena R. Cancrivora
merupakan salah satu makhluk hidup purba yang telah ada sejak ribuan tahun
lalu.
Akan
tetapi ancaman R. Cancrivora untuk punah adalah kegiatan manusia yang
banyak merusak habitat alami R. Cancrivora, seperti hutan-hutan, sungai,
dan rawa-rawa. Apalagi kini penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah
juga merusak telur-telur dan berudu R. Cancrivora. Untuk itu perlu ada
pelestarian hidup R. Cancrivora supaya ekosistem tidak terganggu
sehingga R. Cancrivora dapat berkembang biak dan melengkapi ekosistem.
1.2
Rumusan Masalah
-
Bagaimanakah
daur hidup R. Cancrivora ?
1.3
Tujuan
Penelitian
-
Untuk
mengetahui Daur Hidup R. Cancrivora ?
1.4
Tempat Dan
Waktu Penelitian
Waktu :
Tempat :
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Walaupun
R. Cancrivora sudah cukup lama dikenal di Indonesia, tetapi masih banyak
orang yang belum mengetahui secara jelas binatang itu. Pengenalan terhadap
binatang ini dapat dipelajari dari beberapa hal, yaitu klasifikasinya. Hal ini
sependapat dengan Arie (1999) sebagai berikut :
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibiata
Sub
kelas : Anaumopha
Ordo
: Anaurans
Subordo
: Diplasiocoela
Family : Ranidae
Sub
family : Raninae
Genus : Rana
Spesies : R. Cancrivora. L
Siklus
hidup R. Cancrivora memiliki empat fase yaitu telur, berudu, percil dan R.
Cancrivora dewasa. Hal ini sependapat dengan Arie (1999) ia mengatakan
bahwa siklus hidup R. Cancrivora memiliki 4 fase, yaitu telur, telur,
berudu, percil, dan R. Cancrivora dewasa. Pada suhu 24-27 derajat
celcius, telur R. Cancrivora akan menetas dalam waktu 48-72 jam. Dari
berudu sampai percil dibutuhkan waktu 3-4 bulan sedangkan dari percil sampai
dewasa dibutuhkan waktu 3-4 bulan, pada fase berudu R. Cancrivora biasa
hidup pada PH 6,0 – 7,0 pada kadar oksigen antara 5,57 – 7,5 ppm.
Katak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu merupakan hewan berdarah dingin,
mempunyai jantung yang terdiri dari 3 ruang yaitu 2 serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki setiap kakinya berfungsi untuk melompat dan
bersenang. Hal ini dikemukakan oleh Usni Arie (1999) bahwa R. Cancrivora merupakan
hewan berdarah dingin memiliki 3 ruang jantung, mempunyai 2 pasang kaki,
matanya mempunyai selaput tambahan, pernapasan kecebong ialah insang dan R. Cancrivora
dewasa adalah paru-paru dan kulit.
Satu
kali menetas, telur R. Cancrivora dapat menghasilkan puluhan ribu butir
telur. Hal ini dikemukakan oleh Arie (1999) bahwa seekor induk betina berukuran
300–400 gram dapat menghasilkan telur sebanyak 10.000–20.000 butir telur.
R. Cancrivora
dimulai dari proses perkawinan, setelah proses perkawinan selesai,
si jantan akan melepaskan si betina. Hal ini sependapat dengan Rahim (2007)
bahwa setelah perkawinan selesai, jantan akan melepaskan betina dan dilanjutkan
dalam proses pembuahan dan proses pembuahan katak berlangsung di dalam air.
Telur
R. Cancrivora baru menetas berwarna hitam akan menyebar dan menempel
pada benda-benda yang ada disekitarnya. Hal ini dikemukakan oleh Rahim (2007)
bahwa bila telur sudah menetas, berudu muda berwarna hitam akan menyebar dan
menempel pada benda-benda setempat. Bila menjadi R. Cancrivora muda,
akan hidup dipinggir-pinggir perairan sampai R. Cancrivora dewasa.
Perkembangan
telur R. Cancrivora hingga menjadi katak R. Cancrivora dewasa
dibutuhkan waktu 3 bulan, hal ini dikemukakan oleh Arie (1999) bahwa dilihat
dari proses perkembangannya telur R. Cancrivora mengalami pertumbuhan
dan perkembangan sampai pada R. Cancrivora dewasa selama 3 bulan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Alat dan Bahan
Adapun alat
yang digunakan yaitu :
1.
Kertas dan
pulpen
2.
Kamera HP
3.
Rana cancrivora
3.2
Cara Kerja
1. Meletakkan telur R. Cancrivora pada media kolam
2. Mengamati setiap perkembangannya
3. Mencatat perubahan
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Penelitian
Hari
ke-
|
Panjang
|
Bentuk
|
0 – 4
|
1 cm
|
Telur
|
4 – 42
|
4,5 cm
|
Berudu
|
42 – 70
|
7 cm
|
Katak berekor
|
70 – 95
|
9 cm
|
Katak berkaki
|
95 – 110
|
11 cm
|
Katak muda
|
110 ke atas
|
14 cm
|
Katak dewasa
|
4.2
Pembahasan
Istilah
R. Cancrivora dengan kodok oleh masyarakat dicampuradukkan. Istilah
difdi’iut-tin. Difdi’ dalam bahasa Inggris disebut frog, sedangkan
difdi’iut-tin adalah toads. Frog dalam bahasa latin disebut Rana sedangkan toad
adalah Bufo. Family Rana adalah jenis yang bisa dimakan karena tidak beracun.
Istilah
Amphibia berasal dari kata amphibi yang berarti dua dan bios yang berarti
kehidupan. Jadi, amphibi berarti hidup didua tempat. Para R. Cancrivora kehidupan
di dua tempat ini terjadi dalam rangka memenuhi siklus hidupnya. R.
Cancrivora sendiri sebenarnya hidup di daratan dan bernapas dengan
paru-paru. Air dibutuhkan untuk terjadinya ampleksus (jantan memeluk punggung
betina) fertilisasi, perkembangbiakan telur dan perkembangan berudu (kecebong).
Berudu bernapas dengan insang. Siklus hidup bullfrog mengalami empat fase,
yaitu telur, berudu, percil, dan katak dewasa.
Siklus
hidup bulfrog terjadi bila ada R. Cancrivora jantan dan R. Cancrivora
betina mengalami perkawinan. Pada proses perkawinan, R. Cancrivora jantan
naik ketubuh betina. Proses perkawinan pun dimulai dan perkawinan ini akan
berlangsung sampai berhari-hari. Apabila proses perkawinan ini sudah mencapai
puncaknya, si betina akan mengeluarkan telur. Bersamaan dengan itu, si jantan
akan mengeluarkan sperma. Telur R. Cancrivora masih berukuran 1 mm pada
hari ke-0. Dapat dilihat dari tabel kemudian pada hari ke 1 – 4 panjang telur
berubah menjadi 1 cm dan masih berbentuk telur. Telur ini berwarna hitam
kecoklatan, telur tersebut terbungkus oleh lender transparan yang keluar dari
tubuh induk betina. Lender ini berfungsi sebagai pelindung terhadap gelombang,
gelombang air, serta cahaya. Pada hari
ke 4–10 ukuran telur berubah menjadi lebih panjang yaitu 2 cm. Telur ini siap
untuk menetas. Pada hari ke 10 – 17 ukurannya menjadi 3 cm. Telur R.
Cancrivora menetas menjadi larva (masih mempunyai insang luar) larva tidak
bergerak tetapi menempel di dasar atau dinding kolam. Larva ini tidak makan
selama dua minggu karena masih mendapatkan makanan dari kuning telur. Pada hari
ke 17 – 28 panjang 4 cm berbentuk kecebong. Batang ekor mulai jelas terlihat
dan calon bagian insang mulai berbentuk, bentuk tubuh semakin memanjang sebagai
akibat adanya pertumbuhan ekor dan mengecilnya bagian perut. Bagian insang dan
jantung mulai terlihat. Pada hari ke 28 – 42 ukuran berubah menjadi 4,5 cm
berbentuk kecebong. Terbentuknya insang pada bagian sisi dan mata pada daerah
kepala. Bagian mata semakin jelas terlihat. Bagian selaput pembungkus ekor
semakin transparan di samping insang semakin jelas. Pada hari ke 42 – 20
panjang berubah menjadi 7 cm berbentuk R. Cancrivora berekor. Pada fase
ini mulai terlihat adanya perkembangan mulut dan tutup insang. Tutup insang
mulai berkembang, sehingga insang mulai menutup. Pada hari ke 70 – 95 panjang R.
Cancrivora menjadi 9 cm. Pada fase ini tutup insang mulai lengkap dan
menutupi kedua insang, sehingga insang sudah tidak terlihat semakin pesat dan
sudah mulai terbentuk gigi-gigi kecil dan terbentuknya calon kaki belakang.
Pada hari ke 95 – 110 panjang R. Cancrivora mencapai 11 cm dan
terbentuklah kaki belakang dan ditandai dengan adanya perkembangan jari. Pada
hari ke 110 bentuk tubuh mulai menyerupai R. Cancrivora dewasa. Pada
fase ini kaki depan mulai berjari dan ekor mulai memendek kemudian katak
tersebut ukurannya menjadi 14 cm dan terbentuklah R. Cancrivora dewasa.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
-
Daur hidup R.
Cancrivora mulai dari telur, berudu, katak berekor, katak berkaki, dan katak
dewasa.
-
R. Cancrivora merupakan hewan amphibi yang hidup di dua alam.
5.2
Saran
Metamorphosis R. Cancrivora perlu dilestarikan untuk
sebagai pelengkap ekosistem.
DAFTAR
PUSTAKA
Arie. 1999. Pembibitan dan Pembesaran Rana Sp. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Annonimous. Kebijakan Perkembangan Budidaya Rana Sp. Jakarta
: Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian. 1990.
Boy C.E. Water Quality Manajemen for Pond Fish Culture. Amsterdam.
Elsevier Secientific Publishing Company. 1982.
Dewi, Yasmini. Pengaruh Pemberian Ulat Terhadap Pertumbuhan
Rana. Sp Skripsi Sarjana. Bogor: Fakultas Perikanan IPB. 1987.
LAMPIRAN
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
A.
Identitas
Nama
: FAJAR
HIDAYAT
TTL : Palu, 06 April
1997
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Tinombala
B.
Pendidikan
1.
Sekolah Dasar : SD Inpres 1 Tinombala
2.
Sekolah
Menengah : SMP Negeri 5 Bolano
Lambunu
3.
MAN Tomini : Terdaftar tahun 2011
C.
Identitas Orang
Tua
1.
Ayah
Nama
: DENNY NASA
(Alm)
Agama
: Islam
Alamat
: Tinombala
Pekerjaan
: -
2.
Ibu
Nama
: HAPSA H.
LAKADA
Agama
: Islam
Alamat
: Tinombala
Pekerjaan : PNS
No comments:
Post a Comment